KKN Kolaboratif #2 merupakan kegiatan KKN yang diikuti oleh gabungan mahasiswa dari 17 kampus yang berpadu di Kabupaten Jember untuk membangu desa. KKN Kolaboratif #2 telah terselenggara dan diakhiri dengan upacara penarikan pada 25 Agustus 2023. Tak terkecuali Kelompok KKN Kolaboratif 108 yang diterjunkan untuk mengabdi di Desa Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari juga menjadi salah satu kelompok KKN yang telah menyelesaikan 40 hari masa baktinya di pedesaan di Kabupaten Jember. Berikut adalah lampiran kenangan dan kegiatan kami selama di Desa Tegalwangi.
1. Analisis Potensi dan Permasalahan Desa
Desa Tegalwangi telah dijuluki sebagai desa gurame karena potensi tambak gurame yang melimpah serta keberadaan Fish Resto sebagai tempat wisata gurame yang dikenal di Jember. Selain gumare, Desa Tegalwangi juga memiliki potensi alam yang melimpah dari jeruk dan jambu biji yang dihasilkannya. Desa tegalwangi juga memiliki tempat wisata air bernama Mutiara Park dan lapangan olahraga yang menjadi tempat pertandingan voli yang kerap didatangi oleh warga dari berbagai desa lain.
Penerjunan KKN dilakukan pada 17 Juli 2023. Â Pada minggu pertaa, KKN 108 Tegalwangi juga mengunjungi tokoh-tokoh serta kegiatan-kegiatan masyarakat Tegalwangi. Beriringan dengan kunjungan yang dilakukan, Kelompok KKN 108 Tegalwangi mengamati potensi dan permasalahan desa. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan warga desa, KKN 108 Tegalwangi menyimpulkan permasalahan Desa Tegalwangi dalam 3 sektor, yaitu kesehatan, lingkungan, dan branding desa.
Berdasarkan hasil rembuk stunting yang dilakukan di Desa Tegalwangi, kami menganalisis masih kurangnya penanganan stunting yang dilakukan di Desa Tegalwangi. Kami berhipotesis bahwa salah satu sebab permasalahan stunting di Desa Tegalwangi adalah karena kurangnya pemenuhan gizi yang diakibatkan oleh pola asuh yang tidak sesuai, seperti anak yang tidak mau makan sayur dibiarkan saja untuk tidak makan sayur. Â
Mbak Azizah selaku Ketua T-House Project menyatakan "tim branding desa bergerak kurang maksimal karena anggota yang sedikit serta dalam kesibukan masing-masing, jadi seringkali sulit untuk mengatur waktu". Melalui perbincangan dengan ketua T-House Project yang merupakan tim branding desa yang dibentuk. Ditemukan permasalahan baru. Aneka potensi desa tersebut kurang terpublikasikan akibat tim branding desa yang kekurangan anggota.Â
Sedangkan pada masalah lingkungan, ditemukan bahwa pernah ada konsep tabungan sampah untuk mengelola sampah anorganik di Desa Tegalwangi pada tahun 2016, namun beberapa tahun kemudian program yang dilaksanakan oleh Banser tersebut tidak lagi berjalan karena beberapa kendala.
 2. Lahirnya TAGATRA
Diskusi dilakukan oleh Tim KKN 108 Tegalwangi untuk merencanakan solusi dari setiap permasalahan yang terjadi di Desa Tegalwangi. Hasilnya, Tim KKN 108 Tegalwangi melahirkan gagasan sistem terintegrasi yang dinamai TAGATRA (Tegalwangi Sehat Sejahtera). Program TAGATRA memiliki 4 program utama, yaitu Microstunt, Pelatihan Branding, Gagasan Bank Sampah, dan Inovasi Limbah dengan Resin.
3. Microstunt (Microgreen Stunting) sebagai Pemenuh Kebutuhan Gizi Anak
Pada Minggu ke 2, KKN 108 Tegalwangi melangsungkan kegiatan penyuluhan stunting serta pengenalan microgreen sebagai solusi pemebuhan gizi yang terjangkau bagi anak. Microgreen merupakan sayuran yang ditanam dengan 7-14 hari masa panen. Microgreen memiliki kandungan gizi 40% lebih tinggi dari sayuran umumnya. Selain itu, KKN 108 Tegalwangi juga mengenalkan pilihan-pilihan makanan yang dapat dibuat dari microgreen mulai dari MP ASI hingga makanan keluarga. Antusias dan respon positif dari kegiatan ini diberikan oleh warga khususnya tenaga kesehatan Desa Tegalwangi. Respon tersebut tercermin saat dan pasca kegiatan berlangsung.
Sangat mendukung, karena microgreen adalah hal baru bagi desa Tegalwangi
Dikutip dari wawancara dengan Bu Yayuk, Amd. Keb. Bidan Wilayah Desa Tegalwangi.