Karya Aftanalia,
Dosen Pengampu : Mazda Leva Okta Safitri, M.Pd. dan Dwi Cahaya Nurani, M.Pd.,
FKIP PGSD Universitas Sriwijaya Palembang
Mengintegrasikan ChatGPT (Chat-Generative Pretrained Transformer) dalam pendidikan Sekolah Dasar menawarkan peluang besar bagi peserta didik  dan guru untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pengajaran. Sebagai seorang asisten virtual dengan kemampuan bahasa yang luar biasa, ChatGPT dapat menjadi alat bantu yang berguna dalam pembelajaran dan dapat membantu memperkaya pengalaman belajar peserta didik . Namun, penggunaan ChatGPT dalam pembelajaran juga dapat menjadi ancaman jika tidak digunakan dengan bijak dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI) ini dapat membantu peserta didik  dalam menyelesaikan tugas-tugas dan memahami materi yang sulit dipahami karena dapat memberikan jawaban dan informasi dengan cepat, sehingga dapat mempercepat proses belajar dan membantu peserta didik  mengatasi hambatan dalam belajar. ChatGPT dapat menyediakan informasi tambahan, fakta, dan penjelasan lebih lanjut mengenai topik tertentu, sehingga dapat membantu guru dalam memberikan penjelasan yang lebih baik dan lebih mudah dipahami oleh peserta didik .
Tak hanya itu, ChatGPT juga memiliki beberapa kelemahan dalam penggunaannya di dunia pendidikan. Meskipun ChatGPT mampu memberikan jawaban secara cepat dan akurat, namun terkadang jawaban yang diberikan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang memengaruhi pemahaman peserta didik . Selain itu, ChatGPT juga tidak mampu untuk menggantikan peran penting guru sebagai sumber daya pembelajaran terbaik yang dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada peserta didik .Â
Jika peserta didik  terlalu bergantung pada ChatGPT untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memahami materi, maka kemampuan mereka dalam berpikir kritis dan kreatif dapat terhambat. Selain itu, jika ChatGPT digunakan secara berlebihan dalam pembelajaran, maka interaksi sosial antara peserta didik  dan guru dapat menurun, sehingga dapat mengurangi kualitas pengalaman belajar peserta didik .
Ada beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam mengintegrasikan teknologi ChatGPT dalam pendidikan Sekolah Dasar. Salah satunya yaitu memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan cara yang aman dan etis. Dalam konteks pendidikan, ini berarti memastikan bahwa ChatGPT tidak hanya digunakan untuk tujuan komersial, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik . Selain itu, diperlukan pelatihan dan pemahaman yang cukup bagi para guru dan peserta didik  untuk mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi ChatGPT dengan efektif.
Dalam kesimpulannya, mengintegrasikan ChatGPT dalam pendidikan Sekolah Dasar menawarkan peluang besar bagi pendidik dan peserta didik  untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pengajaran. Namun, tantangan seperti keamanan dan pelatihan teknologi harus diatasi untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan cara yang etis dan efektif dalam lingkungan pendidikan.Â
Oleh karena itu, penggunaan ChatGPT dalam pembelajaran harus dilakukan dengan bijak dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. ChatGPT dapat menjadi pembantu yang berguna dalam pembelajaran, namun peserta didik  juga harus tetap didorong untuk berpikir kritis dan kreatif, serta menjalin interaksi sosial yang sehat dengan guru dan peserta didik  lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H