*
Tiang Tengah
Piring seng berisi air dan kue gula kepala,
… disorong dengan rapal-rapal doa.
Katanya ini gestur menolak bala.
*
Tiang tengah menyambut dengan kakinya.
Dikira mengiyakan padahal diam saja.
Anak-anak memicing, karena asap di atas dupa.
**
Kain Putih
Kain putih penyimpan pahala.
Itu kata orang tua.
Dari kulit khitan sampai rambut bulu.
Semua dilipat dan diselip di atas pintu.
Anak-anak bertanya saat orang tua malah memandu.
**
Benda besi dianggap penjaga.
Badik.
Tak terhunus tapi selalu dibawa.
Anak-anak bertanya, untuk apa badik.
Orang tua tersenyum dan diam saja.
**
Tiang tengah, kain putih dan badik hanya sedikit dari sekian banyak gelar adat tradisi mistisisme masyarakat Sulawesi Selatan.
Berasal dari zaman sebelum Kerajaan Gowa-Tallo dan Bone, hingga kini praksis itu masih dilakukan, meski nilai dan alasannya tak sekuat dulu.
*Ilustrasi merupakan foto pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H