Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bonanza Terbaik

10 Oktober 2012   06:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:59 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13498508161074848022

*

Aku bertanya kebahagiaan pada segelas air asin.

Jawabannya menyakitkan hati.

Kemudian aku bertanya dari tepian danau Turin.

Sekuali garam pun tak menggugat kesegaran air ini, jawab seorang pemimpi bertongkat yang kutemui.

**

Kemudian aku kembali.

Menghitung ulang siapa saja yang kuhadapi.

Menimbang ulang apa saja yang kucari.

Menulis ulang apa-apa yang kupelajari.

Hingga pada suatu titik aku merasa digurui

… bahwa ada saatnya manusia berhenti.

**

Apakah bonanza terbaik?

Apakah melihat segala sesuatu secara terbalik?

Atau menyerahkan diri pada timbangan yang terputar?

… memisahkan perasaan dari logika yang memudar.

Siapa yang terbaik, adalah ia yang belajar.

Semuanya jelas hanya gambar-gambar. Tak pernah benar-benar jujur menampik.

**

Apa bonanza terbaik?

Seorang bijak kini telah pergi.

Konon, kebijakan seseorang bisa didapatkan saat ia duduk sendiri.

Melihat sekeliling justru saat matanya tertutup dan kupingnya berbisik.

Apa bonanza terbaik?

Danau yang segar adalah yang bersahabat dengan riuhnya riam.

Mengapa seseorang menjadi baik,

… adalah hal lain lagi untuk dikenyam.

Bagaimanapun bonanza seperti emas.

Yang diam yang berkelas.

*

============

Ilustrasi: eastoregonian.com.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun