Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ilustrasi Buatan Sendiri, Pengaruhnya?

13 Agustus 2012   05:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:51 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah umum dipahami bahwa tidak semua hasil foto cocok digunakan sebagai ilustrasi tulisan blog. Bagaimana dengan ilustrasi yang dibuat sendiri untuk tulisan karya sendiri? Tentu akan terasa beda.

Kalau tidak percaya, mari coba kita tanya ke Om Bowo Bagus, seorang penulis Fiksiana yang terkenal dengan cerpen romantisnya. Om Bowo boleh dianggap sebagai penulis blog yang belakangan konsisten menyematkan foto karya sendiri untuk setiap tulisannya. Apa yang terasa saat melihat gambar stasiun Tugu di cerpen romansa Om Bowo? Tentu otentitas yang lebih baik.

Beberapa waktu lalu saya sempat terlibat diskusi dengan teman-teman di tulisan yang menyinggung Kompas.com dan Kompasiana karena rajin menggunakan ilustrasi asing dari pihak ketiga. Tentu atas alasan teknis dan akurasi kita bisa memaklumi web publik harus dapat ilustrasi dengan kualitas foto dan penggambaran yang optimal. Hanya saja, rekomendasi waktu itu, akan lebih baik dan nyaman di mata melihat ilustrasi tulisan dalam negeri yang disemat dengan ilustrasi berwarna negeri sendiri juga. Gambar anak bule untuk menggambarkan cerita anak di kampung Kalimantan akan meninggalkan tendensi pemikiran bagi pembaca, meski tidak signifikan.

Tapi syukurnya, belakangan sudah banyak foto karya teman-teman komunitas dalam negeri yang dipakai sebagai ilustrasi tajuk utama laman-laman ternama. Kita bisa ambil contoh Kampretos dengan “album FB”-nya yang jamak disorot admin Kompasiana untuk ilustrasi gambar tulisan terpilih.

Tidak hanya terkait alasan pemilihan yang didasarkan pada jenis tulisan fiksi-nonfiksi, tetapi juga karena preferensi pembuat foto yang seakan-akan disampaikan melalui fotonya itu. Ilustrasi yang cocok bisa langsung diketahui begitu dilihat mata.

Ilustrasi karya sendiri

Lantas kita berpikir lebih jauh untuk menajamkan proses kreatif kita dalam menulis di ruang publik. Mengapa tidak mencontoh Om Bowo Bagus dengan membuat ilustrasi sendiri? Meski memerlukan upaya lebih, ilustrasi sendiri punya pengaruh besar dalam menyampaikan kekuatan tulisan dan opini kita yang terkandung di dalamnya. Ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa dioptimalkan.

Pertama, siapa yang kini tidak punya kamera? Meski pertanyaan ini sifatnya sangat subyektif, tapi artiannya adalah bahwa masa kini setiap orang, apalagi yang suka terlibat dalam interaksi sosial maya, punya preferensi sendiri terkait foto. Semua orang yang punya media sosial akan mencari atau membuat foto terbaik untuk lamannya. Nah, itu yang bisa dikerucutkan lingkupnya menjadi tulisan per tulisan.

Kedua, anti-plagiasi. Dengan membuat ilustrasi sendiri, potensi kita terlibat dalam kasus plagiasi gambar bisa diminimalkan sampai nol. Tak melulu juga foto ilustrasi karya sendiri kita harus disematkan tulisan (watermark) penanda kepemilikan, di bidang gambarnya. Cukup menyimpan file ukuran asli yang lumrah dilengkapi dengan data detil sampai tanggal penjepretan. Bahkan telepon genggam dengan kamera paling minim pun punya fasilitas ini.

Ketiga, berbagi lebih baik. Bayangkan, bagaimana rasanya ketika melihat pesan masuk di profil kita dari rekan yang meminta izin menggunakan ulang foto hasil karya kita yang sebelumnya digunakan sebagai ilustrasi tulisan. Bukankah itu jembatan berbagi yang lebih luas? Kecuali tidak mengizinkan, maka saya kira menyebar lebih banyak foto untuk tujuan baik bisa menjadi jaring pertemanan yang lebih baik sekaligus latihan saling percaya.

Keempat, peluang kerjasama. Seminggu setelah memublikasikan tulisan laporan saya dari acara Jogja Fashion Week 2012 yang berlangsung di JEC Yogyakarta Juli lalu, saya menerima dua kiriman tweet dari dua orang berbeda. Mereka adalah dua perancang busana yang kebetulan mengikuti gelaran lomba cipta busana itu. Setelah menerima sapaan tersebut, saya membalas permintaan mereka untuk gambar asli yang ukurannya lebih besar (ukuran tertayang di tulisan lebih kecil). Mereka berterima kasih dan langsung  mengikuti beberapa gambar saya yang lain. Bahkan, salah satunya mengirimi surel berisi tawaran kerjasama kerja untuk busana rancangannya yang lain. Sayang sekali ia menawarkan pekerjaan yang mengharuskan saya menetap sementara di ibukota, sementara kesibukan saya masih seputar Yogyakarta. Kami pun saling berterima kasih. Meski gambaran saya merujuk liputan jurnalistik, tapi hal ini juga sangat mungkin terjadi untuk ilustrasi di tulisan-tulisan opini dan fiksi.

Saya termasuk yang percaya bahwa setidaknya ada beberapa keuntungan yang diperoleh seorang penulis dengan memasang ilustrasi sendiri pada tulisan. Perlu upaya dan waktu lebih memang. Tingkat kesulitannya bermacan tergantung gaya fotografi masing-masing. Jika ilustrasi sederhana semacam botol di bawah cahaya atau buku dan laptop, tentu bisa lebih cepat. Kalau sedang punya waktu senggang, silakan bereksperimen dengan menghubungkan konsep tulisan jadi dengan gambar yang kira-kira cocok.

Proses terbalik bisa saja terjadi. Inspirasi ilustrasi bisa diambil dari kuatnya tulisan; sebaliknya tulisan bisa dipahami setelah memahami kekuatan ilustrasinya.

Berikut beberapa contoh saja dari foto ilustrasi buatan saya. Selamat berkarya ya.

13448338951423803685
13448338951423803685

Kamus dan layar laptop. Ilustrasi tayang di tulisan "Fiksi Maya Miskin Kualitas?"

13448345231608059868
13448345231608059868

"Terima kasih", yang saya kirim lewat tulisan Weekly Photo Challenge Minimalist Photography.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun