Sekarang barulah kita bicara sudut pandang. Dalam fotografi, hal inilah yang pertama kali menarik perhatian saya untuk mencobanya. Melihat dari sudut pandang berbeda. Same  beauty different shooting angles. Alasan sama mengapa saya menamakan salah satu folder foto saya PERSPEKTIF. Nilai hidup samalah jua. Mengapa banyak orang terlalu cepat menghakimi karena tak memadai sudut pandangnya. Terlalu cepat membenci karena melihat tidak dari semua sisi. Di fotografi, bahkan kata Mas yustinus tantangan terberatnya adalah menjadi langsing perut agar bisa mengambil gambar dari posisi tengkurap sekalipun. Semua demi keindahan. Semua demi pencapaian dan pemberian. Sederhana? Ya. Pun dalam gelaran Weekly Photo Challenge episode keenam belas ini. Lantas jadi episode kesukaan saya karena menantang melalui sudut pandang. Syukurlah sudah ada beberapa foto di folder yang kiranya menyerempet kriteria-kriteria ini. Berikut beberapa foto yang saya jepret dalam rentang waktu dua tahun, menonjol dalam shooting angle-nya. Saya bagi ke foto dalam ruangan dan luar ruangan. Dalam ruangan Ada beberapa foto indoor yang ingin saya bagikan untuk dikritik berikut ini. Sebagian foto berasal dari liputan sekadarnya dalam beberapa bulan terakhir. Ada yang dari gelaran pameran tunggal fotografi mengenang Kassian Cephas, sang fotografer pribumi pertama. Sebagian lain saya ambil dari gelaran Jogja Fashion Week Juli lalu yang ternyata penuh warna pencahayaan lampunya. [caption id="attachment_198120" align="aligncenter" width="600" caption="Sebuah gelas berkaki di meja juri Jogja Fashion Week. Foto diambil pada 6 Juli 2012."][/caption] Gambar berikut saya pasang sebagai ilustrasi utama tulisan reportase sehari setelah liputan JFW itu. Saya sengaja mengambil sudut sempit antara gelas dan botol minuman juri sebagai celah teropong. Sempat ada fotografer yang keheranan melihat tingkah saya waktu itu. Tapi sekiranya mereka mengerti. Peragawannya tetap kelihatan utuh dari kepala sampai kaki. [caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Salah satu peragawan dengan busana batik di Jogja Fashion Week 2012. Latar depan bayangan meja juri."]
Salah satu peragawan dengan busana batik di Jogja Fashion Week 2012. Latar depan bayangan meja juri.
[/caption] Demikian dari gelaran JWF. Berikut ini foto dalam ruangan lainnya saya jepret dari gelaran pameran tunggal Cahyadi Dewanto menyoal Kassian Cephas. Ilmu pengetahuan sejarah fotografi yang penting dari acara itu, karena saya jadi tahu bahwa pada abad ke-19 Â Keraton Yogyakarta sudah mempekerjakan seorang fotografer asli pribumi. Para pengunjung pameran pun antusias. Berikut dua foto
shooting angle dari acara itu. [caption id="attachment_198122" align="aligncenter" width="600" caption="Pengunjung memerhatikan karya fotografi tentang Kassian Cephas di pameran Bentara Budaya Yogyakarta, 22 Juli 2012."]
[/caption] Karena foto di atas bingkai fotonya terhalang kepala, saya merasa ada kesalahan pengambilan sudut jepretnya. Hi hi hi .... Yang ini semoga lebih baik. [caption id="attachment_198123" align="aligncenter" width="600" caption="Pengunjung melihat ke kamera, bukan ke lukisan foto. Pameran mengenang Kassian Cephas, Bentara Budaya Yogyakarta, 22 Juli 2012."]
[/caption] Itu beberapa foto saya yang dalam ruangan. Nah, yang luar ruangan nampaknya lebih meriah, semoga
sih. Karena cahayanya lebih mudah diatur, F/100 dan ISO Auto cukup mudah bahkan tanpa harus mumet mengatur mode jepretan. Berikut dari liputan Festival Lomba Perkutut dalam rangka Pengetan 1 Abad Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Alun-alun utara Yogyakarta 15-16 Juli 2012. [caption id="attachment_198124" align="aligncenter" width="600" caption="Barisan tiang perkutut di gelaran Lomba Perkutut. Alun-alun Yogyakarta 16 Juli 2012."]
[/caption] [caption id="attachment_198125" align="aligncenter" width="600" caption="Tiang-tiang dengan sangkar berisi perkutut di puncaknya. Festival Lomba Perkutut, alun-alun utara Yogyakarta 16 Juli 2012."]
[/caption] [caption id="attachment_198126" align="aligncenter" width="600" caption="Salah satu juri pada Festival Perkutut, alun-alun Yogyakarta 16 Juli 2012."]
[/caption] Rasanya seru kalau bisa memotret dengan sudut pandang yang unik ya. Teman-teman
Kampretos sudah paham ini, bisa dilihat dari karya-karya
WPC terdahulu yang sebetulnya
shooting angle-nya
apik-apik. Saya belajar banyak dari foto-foto WPC juga, sembari latihan kalau ada modal dan motivasi dadakan siang menjelang matahari terbenam. Beruntung saya tinggal di Yogyakarta, jadi ada banyak acara yang bisa dijepret tanpa harus mengaku wartawan atau juru foto profesional. Bagi saya, fotografi mengajarkan nilai-nilai hidup dengan cara yang unik, karena menggunakan
shoot angle yang tepat. Itu kalau kita mau coba pelajarinya sebelum tekan tombol jepret. Salam sehat jiwa. (
lho kok nyomot slogan orang?) :D *credit title Ohiya daripada tanggung, ini saya kasih bonus dua foto lagi deh. [caption id="attachment_198129" align="aligncenter" width="600" caption="Lajur Senar"]
[/caption] [caption id="attachment_198128" align="aligncenter" width="600" caption="Yang ini pernah mau dijadikan ilustrasi reportase tentang "Waspadai Sedotan Bekas". Tapi saya keburu sakit seminggu setelah minum es jeruknya. Dijepret pada Maret 2011."]
[/caption]
"Saat Anda bersedia melihat dari sudut pandang berbeda. Itulah awal kebijaksanaan."
--Anonim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya