Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seratus Empat Puluh Kata

8 Juni 2012   04:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:16 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Hai, boleh duduk di sini?”

“Silakan. Itu kosong.”

“Terima kasih.”

“Hm.”

“…”

“Kau menunggu seseorang?”

“Tidak.”

“Oh. Baru saja bersama seseorang?”

“Tidak juga.”

“…”

“…”

“Di luar sini dingin.”

“Menurutku justru hangat.”

“Kok?”

“Aku memilih di luar sini. Aku pencari kehangatan.”

“Oh ya? Aku pencari keheningan.”

“…”

“…”

“…”

“Sepertinya kau tak suka banyak bicara ya.”

“…”

“Kalkuta.”

“Hm?”

“Kalkuta. Ibukota lama sebelum Delhi. Setidaknya orang-orang di zaman Tagore menganggapnya begitu. Kembali ke keramaian udara yang makin panas. Anehnya, mereka-mereka mengaku justru cari ketenangan.”

“Seperti Jakarta.”

“Ya. Kurang lebih.”

“Berarti kau memilih duduk di sini, mencari keheningan kau bilang?”

“Betul.”

“Dengan memilih persis di sampingku padahal ada empat bangku kosong di sana?”

“Itu …”

“Aku sangsi kau mencari keheningan.”

“Aku mencari … Maaf, siapa namamu?”

“Tidak penting.”

“…”

“…”

“Keheningan tak berarti senyap. Dan namaku Airin. Terima kasih sudah menemani.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun