Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hati-hati Menyikapi Isu Konflik Perbatasan

13 Oktober 2011   16:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:59 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_136711" align="alignnone" width="630" caption="Gerbang Perbatasan Aruk-Biawak, Sambas (humassambas.com)"][/caption] Isu konflik perbatasan kembali memanas dua hari terakhir. Berbagai berita di media menggambarkan memanasnya hubungan diplomasi kedua negara karena konflik kesekian kali ini. Namun, beberapa pihak justru menyarankan agar publik lebih hati-hati menanggapi dan menyikapi isu konflik perbatasan. Bisa jadi pada kenyataannya, situasi dan kondisi yang sesungguhnya terjadi di sana tidak separah yang diberitakan. Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dalam wawancara yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta Kamis (13/10/2011) malam mengatakan, kondisi di perbatasan, khususnya di dua distrik yang disebut-sebut bersengketa, Tanjung Datu dan Camar Bulan Kalimantan Barat, baik-baik saja. Masyarakat di sana pun beraktivitas normal dan tidak ada konflik yang perlu dikhawatirkan. Ia menegaskan agar publik lebih tenang dan hati-hati menyikapi isu ini karena pemerintah sedang menempuh jalur paling tepat yang dipercaya bisa menyelesaikan masalah. Menurutnya lagi, memang ada klaim sepihak yang dilancarkan pihak Malaysia, tapi secara umum hubungan diplomasi kedua negara baik-baik saja dan selalu bertumpu pada penyelesaian masalah berbasis kesepakatan internasional dan memorandum kesepahaman antara kedua negara yang disepakati pada tahun 1978.. "Perbatasan baik-baik saja. Tanjung Datu dan Camar Bulan masih aman dan tidak ada konflik di masyarakat." Sementara itu, Guru Besar Hukum Internasional UI Hukmahanto seperti ditulis Kompas.com menjelaskan, pada kenyataannya MoU perbatasan RI-Malaysia tahun 1978, ada sebagian wilayah Malaysia yang masuk ke Indonesia. Sementara dalam peta yang dibuat pemerintah Malaysia, justru tidak dicantumkan daerah Tanjung Datu yang berdasarkan MoU masuk ke wilayah mereka. Satu hal ini saja yang perlu dicari solusi diplomatisnya, karena wilayah-wilayah kedua negara sudah ditentukan jelas. Isu konflik sengketa perbatasan antara Indonesia dan Malaysia kembali menghangat setelah muncul laporan intelijen bahwa Malaysia mencaplok wilayah di dusun Tanjung Datu dan Camar Bulan yang berbatasan langsung dengan distrik Kuching di Negara Bagian Serawak dan Sambas Kalimantan Barat. Berdasarkan penelusuran tim TNI, beberapa patok yang diduga digeser pihak Malaysia belum bisa dipastikan faktanya demikian, karena sebagian daerah perbatasan tersebut merupakan tanah rawan abrasi sehingga pergeseran jarak tepi air dan tanah bisa berubah. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri berjanji akan menyelesaikan isu konflik ini dengan sebaik-baiknya. Dalam banyak kasus konflik perbatasan RI-Malaysia, warga setempat yang dimintai pendapatnya mengaku tidak terlalu mempermasalahkan konflik ini karena bagaimanapun hubungan sosial masyarakat kedua negara melalui jalur lintas batas baik-baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun