Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemasaran Terbaik untuk Kompasiana

28 September 2011   06:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:32 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_133745" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi (Sites.google.com)"][/caption]

Kompasiana menjadi berpengaruh bukan hanya karena kebesaran nama atau kecantikan logo, akan tetapi kekuatan tulsian-tulisan yang dibuat para penggunanya.

Saya banyak mengamati Kompasiana akhir-akhir ini, khususnya sejak semakin ramainya dengan anggota-anggota baru dan fitur-fitur baru yang membuatnya nampak baru. Pemasaran adalah faktor utama yang dibutuhkan sebuah produk bisnis untuk bertahan dan maju. Di Kompasiana ini, saya melihat setidaknya ada tiga bilah ma strategi pemasaran terbaik dan efektif. Tentu saja, analisa ini semata-mata adalah pendapat pribadi yang didasarkan pada pengamatan otodidak sesuai apa yang telah saya pelajari. Bilah Pertama: Integrasi. Pada tulisan sebelumnya, saya mencoba mengamati betapa Kompasiana berhasil memanfaatkan arus pemasaran yang terlanjur terintegrasi dengan indukannya, Kompas.com. Keputusan strategis para community worker di Grup Kompas untuk menghidupkan kembali Kompas Forum yang sempat tak terdengar gaungnya setahun terakhir ternyata berbuah manis. Integrasi pemasaran menjadi terintegrasi menciptakan segitiga emas aliran informasi publik: Kompas.com, Kompasiana.com, dan KompasForum. Hal ini terlihat jelas ketika tulisan-tulisan Kompasiana lebih banyak yang diapresiasi ke Kompas.com lalu dilempar ke diskusi Kompas Forum. Proses sebaliknya pun demikian. Setiap pengumuman manajerial, termasuk lomba-lomba, hampir selalu ada di ketiga kanal terbesar ini. Integrasi sudah berjalan baik. Bilah kedua: Bloganimo di Indonesia Istilah bloganimo sebetulnya karangan saya sendiri, yang maksudnya (semoga cocok) kira-kira adalah animo masyarakat Indonesia dalam dunia nge-blog. Angka pangguna blog dalam tiga tahun terakhir semakin meningkat. beruntungnya Kompasiana, karena terlahir sebagai perintis/pionir blog jurnalisme warga sehingga mendapatkan angka pengguna yang fantastis, saat ini menyentuh 70.000. Semakin berpengaruhnya media sosial dalam aliran informasi arus atas di masyarakat menjadikannge-blog adalah pilihan aktivitas yang bermakna. Nah, seperti yang saya amati, Kompasiana berhasil menyelipkan diri dalam putaran ini dengan strategi-strategi LOmba Blog-nya. Saya sejak kemarin-kemarin mengamati sebagian Kompasianer mendaftarkan diri sebagai anggota karena teriming-imingi hadiah yang menggiurkan untuk setiap lomba di Kompasiana. Lomba kemerdekaan, Ramadan dan Idulfitri yang baru saja diumumkan pemenangnya (Selamat untuk semua), dan lagi lomba-lomba yang mengoptimalkan fungsi sponsorship yang mulai mendapati alurnya di sini. Saya teringat sekitar setahun lalu saat Kompasiana masih "polos" tak bersponsor. Mendapat pembiayaan operasional dari indukannya cepat atau lambat harus ditiadakan, dan ternyata bisa. Semakin banyaknya sponsor yang beriklan di halaman depan Kompasiana membuktikan strategi ini berhasil. Bloganimo saat ini luar biasa! Bilah ketiga: MGM Istilah Member gets Member (MGM) kali pertama saya temukan saat aktif sebagai tim asistensi PSDM di Koperasi mahasiswa UGM 2009 silam. MGM yang dalam Bahasa Indonesia diartikan "Anggota menggaet Anggota" adalah sebuah sistem pemasaran yang 90%-nya melibatkan keaktifan anggota mengajak orang lain untuk juga menjadi Kompasianer. Nah, ini yang menarik. Bagi saya, sebagai catatan garis bawah dari semuanya, ternyata sistem MGM ini yang akhir-akhir ini paling berpengaruh dalam meningkatnya jumlah pengguna Kompasiana. Ada setidaknya dua hal yang bisa saya jadikan indikator. Pada beberapa gelaran fiksi beberapa waktu lalu diselenggarakan oleh Komunitas Kompasianer, publikasi yang meluas hingga jejaring sosial mendatangkan perhatian dari para penikmat media sosial dari luar Kompasiana. Dari beberapa orang yang pernah saya tanyai langsung, mereka mengaku bergabung (bahkan baru tahu) Kompasiana.com karena mencari informasi lomba dan kegiatan fiksi di internet dan jejaring sosial. Selain kegiatan-kegiatan fiksi, MGM juga nampak dari artikel-artikel yang sifatnya "panas". Setiap artikel yang mengundang kontroversi luas, hampir selalu mendatangkan pengguna-pengguna baru di Kompasiana, meski sebagian bersifat "kutu loncat" dan hanya berfokus pada satu artikel itu saja. MGM juga pernah saya alami. Hingga saat ini setidaknya ada tiga profil Kompasiana yang adalah "hasil rayuan maut" saya beberapa waktu lalu. Meski saat ini mereka belum bersemangat lagi untuk menambah tulisannya sejak waktu itu, terbukti sistem MGM yang mudahnya diartikan pemasaran "dari mulut ke mulut" berhasil menambah jumlah pengguna, dan uniknya karena dilakukan oleh pengguna sendiri. Ketiga profil yang saya maksud: Kompasianer1, Kompasianer2, dan satu Kompasianer saja yang lebih aktif hingga sekarang, Anin Dita (sang traveler nih). Pemasaran dari mulut ke mulut terbukti berguna tidak hanya bagi produk media sosial, belakangan ini beberapa startup terkemuka di Indonesia juga membuktikan hal itu, dan, sepertinya pemasaran MGM ini akan terus bertahan efektif sebagai strategi jitu dalam mengembangkan kekuatan yang bersumber dari eksternal, untuk membangun internal. Setidaknya, ketiga bilah pemasaran ini yang membentuk senjata efektif untuk memajukan Kompasiana sesuai slogan misinya, sharing, connecting. Pemasaran ini akan terus berkembang tergantung bagaimana kreatifitas ditunjukkan semua stakeholder-nya, tim admin dan pengguna. Karena dengan indikasi sistem MGM atau mulut ke mulut adalah pemasaran paling efektif, maka peran para pengguna sangat signifikan dalam laku/tidaknya laman CJ ini di masa depan. Sementara ini, saya sangat menikmati dinamika yang terjadi di Kompasiana.com. Ada hadiah-hadiah, ada warna-warni iklan, dan pengguna yang semakin kreatif. Salam Kompasiana. =====

Tulisan-tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun