[caption id="" align="aligncenter" width="584" caption="Ilustrasi pameran komputer/joale.info"][/caption]
Sejak kemarin hingga Minggu (12/6/2011) besok digelar pameran bertajuk Festival Komputer Indonesia 2011 di berbagai kota. Di Yogyakarta, antusiasme masyarakat pecinta teknologi informasi tak pernah surut, nampak dari ramainya Jogja Expo Center, tempat dilaksanakannya pameran. Ribuan pengunjung datang setiap hari menemukan produk idamannya. Tapi, dari sekian banyak sajian di pameran TI, nampaknya yang paling laris masihlah brosur. Ya, brosur yang berisi berbagai gambar produk beserta klasifikasinya itu.
"Yang paling dibutuhkan orang adalah informasi."
Dari puluhan ribu pengunjung setiap penyelenggaraan pameran TI, ada ratusan ribu eksemplar brosur disebar melengkapi beberapa media promosi lain yang dianggap efektif. Pada perhelatan FKI 2011 ini pun, hal itu masih menjadi bagian penting dari atmosfer sebuah pameran bertaraf nasional. Hal itu pulalah yang saya dapati sejak hari pertama pameran Rabu kemarin. Akan terlihat aneh jika sebuah konter atau booth produk/brand tidak menyediakan tumpukan brosur bagi para calon pembeli. Mulai dari produk inti seperti komputer lipat dan komputer tablet hingga asesori, semua dituangkan di atas brosur atau leaflet. Dan nampaknya, memang selama ini media brosur masih menjadi instrumen periklanan dan promo yang efektif selama pameran TI. Orang tidak perlu bertanya kepada penjaga konter, karena sebagian besar informasi produk sudah digambarkan di dalam brosur. Perubahan harga, produk-produk terlaris, bahkan perbandingan beberapa produk akan bisa ditemukan di dalam sebuah paket brosur. Jadi, tidaklah mengherankan jika nampak banyak gulungan dan lipatan aneka brosur di tangan ataupun tas jinjing para pengunjung, atau di lantai yang tidak sempat dipunguti dan dibersihkan. Sekali lagi, yang dibutuhkan orang (calon konsumen) adalah informasi, dan ternyata, selembar-dua lembar brosur sudah bisa memberikan itu, terlepas dari konsumen melakukan transaksi atau tidak pada sebuah pameran. Hingga hari ini belum ada terbitan jumlah pengunjung dari pihak panitia Dyandra, mengingat target transaksi pameran tahun ini sebesar Rp 150 miliar. Yang jelas, sudah ribuan brosur tersebar hingga memasuki hari ke-3 pameran, dan nampaknya setiap penjual harus menyediakan lebih banyak lagi eksemplar lembaran-lembaran tersebut menjelang penutupan Minggu besok. Inilah atmosfer pameran, tidak pernah lepas dari media periklanan paling efektif: brosur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H