Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi-puisi Pagi

12 Mei 2011   01:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:49 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="376" caption="Ilustrasi (flickr)"][/caption] Warta Hanya berdiri, berjingkrak, lalu tertawa. Memandikan tubuh dengan cahaya matahari merona. Bolak-balik, menyisir warta. Lalu tersenyum, terkekeh, dan sebagian kecewa. Pagi yang tak seperti kemarin, tetap di Kompasiana. *** Kipas Angin Berputar, cepat dan melambat. Menyejukkan, sebentar serasa menyumbat. Membuka pintu dan menghirup aroma pagi ibarat kipas angin. Udara mengalir dari belakang ke depan, dari panas, menjadi dingin. Lalu tersyukurilah segumpal ingin. *** Cangkir Kugosok-gosok setiap sore, dan kukecup setiap pagi mengagumi putih mulus setiap bagiannya. Dari sana cairan penyemangat, penghangat. Kuisap, lalu mendesah, menguap sampai ke kepala. Sebentuk cangkir, dengan kopi pahit bernuansa manis. Untuk sejuta mimpi yang tegak bersama kepala-kepala. Dari sinilah kukirimkan puisi-puisi pagi. *** Sleman, 12 Mei 2011.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun