Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana Bisa Menjadi Pusat Arsip

24 Maret 2011   14:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:28 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (freestockphotos.biz)

[caption id="" align="alignnone" width="631" caption="Ilustrasi (freestockphotos.biz)"][/caption] Semakin populernya Kompasiana sebagai halaman media sosial di era digital sekarang ini semestinya bisa dilihat secara multifungsi dan untuk keperluan jangka panjang. Dalam satu dekade terakhir, data-data digital hasil karya seni banyak disimpan dan bisa diunduh untuk dinikmati ulang sekarang. Walhasil, semakin banyak pula halaman yang menyediakan layanan gratis ataupun berbayar untuk menyimpan data sebagai bagian dari proses pengarsipan. Kompasiana yang saat ini lebih dikenal sebagai media citizen berpengaruh memiliki prospek yang baik pula dalam hal pengarsipan. Pusat arsip digital khusus karya tulis saat ini sebetulnya sudah tersemat menjadi bagian logis dari operasional Kompasiana oleh para anggotanya. Meskipun dalam tujuannya Kompasiana diarahkan sebagai pusat arus kemajuan jurnalisme warga dengan konten-konten berita, akan tetapi dengan kekayaan jenis tulisan lain yang jauh lebih banyak di Kompasiana seperti opini dan fiksi bisa menciptakan sisi kuat lain halaman ini sebagai pusat arsip karya tulis para seniman kata di Indonesia. Memang, belum ada statistik pasti yang menunjukkan jumlah tulisan seni dan sastra di Kompasiana ini sejak berdirinya pada 2008 lalu. Jika ada, maka pasti tulisan-tulisan tersebut akan membentuk ribuan halaman atau puluhan buku. Banyaknya Kategori Rubrik Tulisan Dengan status dan kondisi fitur Kompasiana sekarang ini, maka orang-orang melihatnya sebagai salah satu pusat informasi yang dapat dipercaya. Ketentuan serta tata tertib administrasi yang diatur sedemikian rupa sehingga para anggota penulisnya memegang tanggung jawab penuh atas kebenaran konten tulisan, maka kepercayaan publik terhadap semua informasi yang dilihat di Kompasiana cukup tinggi. Hal ini lebih menjurus ke sebagian besar tulisan "opini" yang dapat mengangkat isu apa saja. Bayangkan, orang-orang yang membutuhkan artikel kesehatan berupa tips-tips, misalnya, tidak perlu bersusah payah mencari halaman web khusus milik rumah sakit atau fakultas kedokteran, akan tetapi cukup mengetikkan kata kunci pencariannya di mesin pencari, lalu artikel-artikel dari Kompasiana muncul di halaman pertama hasil yang keluar. Begitu pula untuk tulisan-tulisan kategori lain yang mutlak adalah pemenuh utama kebutuhan informasi masyarakat. Begitu pula dengan arsip jenis berita. Akhir-akhir ini beberapa berita terbaru seringkali muncul pertama kali di Kompasiana. Ekspansi keanggotaannya yang tidak terbatas ruang wilayah bahkan negara menguatkan Kompasiana sebagai salah satu kanal berita warga yang paling mendekati kriteria hybrid, tentunya setelah bersaing ketat dengan jejaring sosial yang saat ini populer. Kemerdekaan melaporkan segala kejadian tanpa harus memikirkan pemenuhan kode etik jurnalistik membuat para penulis Kompasiana memiliki ruang gerak lebih untuk semakin banyak mengirimkan berita ke internet. Banyaknya hasil tulisan berita ini akan turut mengangkat popularitas Kompasiana sebagai pusat arsip berita warga yang dipercaya. Arsip Sastra Sastra, yang secara awam dimaknai sebagai karya tulis menggunakan gaya bahasa tertentu, dan banyak dituangkan dalam bentuk "fiksi" tentunya memerlukan ruang khusus sebagai kanal arsip. Dalam jangka panjang, akan semakin dibutuhkan pusat arsip karya-karya sastra digital, seiring mulai merosotnya minat publik terhadap arsip-arsip fisik yang ditata di perpustakaan kota atau pusat kajian sastra. Kasus HB Jassin yang belakangan ini dijadikan polemik terkait kelanjutan operasional serta prospek masa depannya seolah-olah menjadi pelajaran bahwa sudah saatnya karya-karya sastra anak negeri disimpan aman dalam bentuk yang lebih aman: digital. Internet seharusnya juga sudah dilihat sebagai salah satu instrumen sekaligus media paling vital saat ini dalam pengarsipan dokumen-dokumen sastra nasional. Risiko kecil, serta pemanfaatan yang lebih fleksibel menjadikan arsip digital dapat disosialisasikan secara lebih mudah kepada masyarakat. Festival Fiksi Kompasiana, misalnya, yang dalam sekali perhelatan menghasilkan ratusan karya sastra pemula maupun advanced pada hakikatnya adalah bagian dari arsip kesusastraan nasional yang, jika dikaji, menambah kekayaan produk sastra nasional secara siginifikan. Memang, akan dibutuhkan sebuah sistem terpadu untuk membuat kanal khusus karya-karya sastra ini agar lebih terfokus sekaligus mudah dimanfaatkan kembali. Akan tetapi, kemampuan mesin digital Kompasiana sejauh ini terbukti masih optimal dalam memotivasi para penulisnya untuk terus menyumbangsihkan karya-karya sastra untuk publik. Di satu sisi, memang Kompasiana menawarkan enjoyment yang luar biasa bagi oarang-orang yang ingin berlatih mengasah kemampuan menulisnya. Namun, jika dikaji secara serius, maka Kompasiana sebetulnya bisa berperan mulia dalam melindungi ribuan karya sastra nasional dalam beberapa tahun mendatang. Suatu saat, jika dibutuhkan penggalian karya-karya sastra ini oleh departemen atau lembaga terkait, maka Kompasiana akan menjadi penyumbang terbesar untuk kategori karya sastra yang sifatnya digital. Semoga dalam perjalanannya ini Kompasiana semakin kuat dalam menampung karya dan memotivasi semakin banyak penulis untuk berbagi buah pemikirannya, yang pasti bermanfaat suatu hari nanti bagi generasi-generasi berikutnya. Kompasiana akan terus memanfaatkan jaringan internet sebagai detak jantungnya mengumpulkan karya-karya tulis yang dapat dibuka kembali suatu saat nanti untuk mewujudkan tujuan yang lebih mulia demi kemajuan peradaban. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun