Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kuberikan Langit

23 Desember 2010   14:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:27 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jari-jariku saling beradu. Sisi-sisinya bergelisik satu sama lain.

Mereka saling menghangatkan, mengirim pesan berantai ke otak bahwa ia sedang berpikir keras.

Baik malam maupun siang langit selalu menjadi papan cermin dan papan tulis bagiku.

Luas, membahana bagaikan rona kehidupan yang kadang berwarna dan kadang hitam legam.

Aku tak tahu apa-apa tentang pikiranmu saat ini, melaju begitu saja bagaikan nyamuk yang tak mau diusik lebah.

Terlalu angkuh raga ini jika memintamu untuk sedikit mengingat masa lalu.

Kusimpan rapat-rapat lembar-lembar tulisan indahmu, tapi rapat pula kulipat kenangan pahit saat aku khilaf di depanmu.

Semuanya berbaur, membuncah ke atas menggantikan bintang-bintang.

Semua titik itu berkilau lebih terang daripada cahaya malam.

Mereka berkedip mengejekku sesekali.

Mereka tidak pernah mau berucap "Mazel Tov" kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun