Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lebih, tapi Jangan Berlebihan

8 November 2010   14:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:46 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini soal penanganan kedatangan Presiden AS Barack Obama yang terkenal itu. Karakter, pembentukan sejarah, dan opini publik tentang dirinya tak ayal membuatnya dianggap sebagai sosok yang berbeda dibandingkan semua presiden negara lainnya. Ikatan emosionalnya dengan Jakarta -kalau itu memang ada- serta hal-hal lain yang mengait-ngaitkannya dengan Indonesia, Islam, atau SBY sekalipun sejatinya tidak menjadi dasar perlakuan negara kita, atau orang-orang kita menjadi berlebihan terhadapnya. Lebih mungkin wajar, tapi tidak harus berlebihan.

H-1 kedatangannya, seharusnya persiapan sudah mantap. Kabarnya berbagai geladi juga telah dirampungkan. Itu bagus untuk menjaga citra keamanan dalam negeri kita di mata Obama dalam kapasitasnya sebagai orang asing dan mitra bilateral Indonesia. Namun, seharusnya pihak dalam negeri kita juga sudah cukup puas dan percaya diri dengan segala macam persiapan penyambutan hingga sekarang. Tidak perlu berlebihan.

Mungkin beberapa masih ingat apa saja yang dilakukan negara kala menyambut Presiden Bush beberapa tahun silam. Pihak Kebun Raya Bogor menyayangkan banyaknya tanaman lotus dan pohon yang rusak lantaran dipaksa minggir oleh beton-beton helipad. Nampaknya, pada penyambutan Obama kali ini negara tidak sampai harus membangun helipad. Cukup mensterilkan sebuah kampus dari karyawan-karyawannya selama 3 hari, menyerahkan sebagian halaman masjid, menutup sebagian jalan protokol, dan melipatgandakan jumlah personel Istana. Hal-hal seperti ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, bahkan jika hanya terkait tamu domestik.

Jadi, di satu sisi seharusnya pemerintah mengeluarkan dana penyambutan tidak harus mencapai milyaran seperti saat menyambut Bush. Oke, biaya operasional kalau ditotalkan secara bruto mungkin memang besar, tapi seharusnya tidak seboros itu.

Dalam kunjungannya di India, pejabat lokal menginstruksikan semua buah kelapa dipanen habis karena jalan di bawahnya menjadi salah-satu jalur kaki Obama melangkah. Di Indonesia, hingga saat ini belum ada hal "aneh" yang dilakukan terkait persiapan. Mungkin menyiapkan bakso dan nasi goreng paling enak se-Indonesia. Tapi itu tidak begitu merepotkan. Kita sebagai bangsa harus menjunjung tinggi harga diri lokal dan kepercayaan diri sebagai negara, jadi tidak perlu memperlakukan "seorang yang dianggap lebih" sebagai yang paling berkuasa. Ya tak?

Yang jelas, Obama hampir dipastikan akan menginjak tanah Indonesia besok (9/11). Ia kembali menghirup udara Jakarta setelah 40 tahun lebih meninggalkannya. Ia akan menjumpai wajah-wajah orang yang warna kulitnya hampir sama dengan mendiang ayahnya, Roro Soetoro. Walaupun dikabarkan tidak akan mengunjungi bekas sekolahnya di Menteng Dalam, pasti ia cukup senang.

Jika perjalanan kenegaraan Obama kali ini berhasil di Indonesia dan ia kembali ke negaranya dengan selamat, maka jadilah sebuah prestasi tersendiri bagi negara dan bangsa Indonesia. Dalam hal koordinasi pengamanan tamu negara, protokol kenegaraan, konten diskusi kerjasama bilateral, dan memuaskan opini publik tanah air tentang sosok seorang penerima Nobel Perdamaian.

Semoga semuanya berjalan lancar, dengan nuansa dan kesan yang lebih baik, bukan berlebihan.

Selamat Datang kembali, Barack Husein Obama.

http://nasional.kompas.com/read/2010/11/08/15574098/Inilah.Agenda.Obama.di.Jakarta

http://nasional.kompas.com/read/2010/11/08/15181169/Inilah.Menu.Makan.Malam.Obama.di.Istana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun