Mohon tunggu...
Afsal Muhammad
Afsal Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis, Web Developer

Tukang baca, tukang nulis.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Zoning Out Saat Membaca Bukan Berarti Kita Tidak Menikmati Buku

1 November 2024   04:15 Diperbarui: 1 November 2024   08:03 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Pernahkah kamu baca buku, tiba-tiba blank? Pikiranmu mendadak entah kemana, bukan? Nah, itulah yang sering disebut zoning out. Zoning out saat baca buku bukan dosa. Tapi, anehnya, orang sering menganggap sebaliknya.

Zoning out dianggap tanda tidak tertarik. Padahal, pikiran mengembara justru alami. Kadang otak kita "minta istirahat" sejenak. Ini proses otak cerna informasi kompleks.

Zoning out saat baca buku wajar. Bahkan, ini bisa indikasi menikmati bacaan. Kok bisa? Karena artinya otakmu tenggelam mendalam. Fokusmu pecah, bukan karena bosan.

Mengapa zoning out dianggap negatif? Sederhana, karena sering dihubungkan kurangnya perhatian. Tapi realitanya, zoned-out adalah jeda refleksi. Otak kita seolah butuh waktu memproses cerita.

Banyak yang tidak paham hal ini. Mereka pikir, zoning out tanda tak tertarik. Padahal, bisa saja bacaan terlalu intens. Pikiran kita lalu mengembara, merenung lebih jauh.

Saat zoning out, otak memproses detail. Kadang satu adegan bikin kita hanyut. Pikiranmu jadi visualisasikan cerita lebih dalam. Ini malah memperkaya pengalaman membaca.

Bayangkan novel penuh adegan mendalam. Seringkali, otak kita harus cerna perlahan. Zoning out justru bukti cerapan mendalam. Kita merenungkan makna, bukan mengabaikan.

Seperti menonton film tapi sambil merenung. Zoning out serupa: kita butuh waktu. Otak kita sesuaikan emosi dengan bacaan. Jeda sejenak malah membuat cerita menyatu.

Sayangnya, masyarakat kita tak paham ini. Mereka pikir zoned-out artinya hilang fokus. Padahal, zoning out adalah bagian alami. Setiap pikiran perlu jeda, bukan?

Zoning out saat baca buku adalah seni. Seni menafsirkan, menguraikan, memaknai cerita. Kadang satu paragraf saja butuh pemahaman. Jadi, otak memilih berkelana sejenak.

Zoning out bukan kebosanan, ini proses. Proses menikmati, menghayati, meresapi makna. Membaca bukan sekadar melahap kata demi kata. Membaca itu memahami, meski pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun