Mohon tunggu...
Afsal Muhammad
Afsal Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis, Web Developer

Tukang baca, tukang nulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Perlu Ditingkatkan

3 November 2021   02:00 Diperbarui: 3 November 2021   02:01 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tak bisa dipungkiri, pendidikan karakter siswa di sekolah masih membutuhkan penguatan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus kekerasan terhadap anak yang bahkan dilakukan oleh teman mereka sendiri. Bullying pun kini tidak hanya bisa dilakukan secara langsung mulut ke mulut, tapi jempol dengan jempol. Hal ini dianggap miris, di tengah kemajuan teknologi, tapi generasi penerus ikut hancur bersamanya.

Pendidikan karakter di sekolah menjadi salah satu tumpuan untuk bisa mendapatkan penerus bangsa yang berkualitas. Jika hanya untuk mencari mereka yang pintar dan memiliki nilai tinggi di mata pelajaran, rasanya hal itu sangat mudah ditemukan. Tetapi, untuk menemukan siswa yang memiliki karakter, moral, ahlak yang baik, bisa sangat sulit. Meskipun, masih ada siswa yang memiliki moralitas yang tinggi.

Hanya, pendidikan karakter saat ini masih belum mendapatkan penguatan yang maksimal, di sekolah masih bisa kita temukan kesenjangan antar siswa. Tak jarang kita menemukan siswa berkelahi atau bahkan tawuran antar sekolah. Tidak jarang kejadian itu menimbulkan korban jiwa. Bahkan, banyak kasus pencabulan yang dilakukan siswa itu sendiri. Ini seharusnya menjadi penanda, sistem pendidikan kita masih mati suri dari kesuksesan.

Berbicara karakter, pasti kita akan berbicara sifat humanis selain dari pada perilaku atau kognitif. Jiwa humanis menekankan seseorang kepada nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Karakter ini yang perlu dimiliki para siswa saat ini, tentunya dengan berbagai metode dan sistem pendidikan yang mendukungnya. Saat ini, sistem pendidikan kita masih terpaku pada konsep behaviorisme dan kognitif.

Menekankan sifat humanis kepada siswa tidak bisa dilakukan hanya dengan dua jam mata pelajaran. Namun, perlu ada konsep, mindmapping yang matang, serta kesiapan pengajar untuk bisa memberikan pemahaman kepada para siswa soal humanisme. Meskipun, kita pun masih melihat ada banyak siswa di luar sana yang punya rasa humanisme yang tinggi terhadap sesama. Namun, bagaimana dengan yang lainnya? Apakah mereka tidak bisa diajari? Atau sistem kita yang malah menganggap mereka yang kurang baik dalam nilai pelajaran sebagai siswa yang gagal?

Teori Belajar Humanistik Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah

Dalam teori belajar, ada yang disebut teori belajar humanistik. Teori ini lebih menekankan proses belajar pada sifat dasar manusia. Dinamakan teori belajar humanistik karena menjadi alternatif dari teori behaviorisme dan kognitivisme. Bahkan, teori ini terkenal dengan sebutan kekuatan ketiga.

Gagasan utama dari teori ini adalah memandang bahwa proses belajar harus berpusat pada manusia itu sendiri. Jadi, belajar dianggap berhasil apabila siswa memhamai lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori ini berusaha memahami perilaku seseorang dari sudut pandang si pelaku, bukan dari sudut pandang pengamat.

Hal inilah yang menyebabkan pembelajaran harus didekati dengan pendekatan yang beragam. Sebab, pada dasarnya setiap siswa itu beragam dan unik. Jangankan antar teman, antar saudara sedarah daging pun pasti berbeda dan tidak sama. Maka, teori ini menekanan kepada kita agar tidak membandingkan satu siswa dengan siswa lainnya

Jika kita melihat teori lainnya, teori belajar behavioristik selalu menyamakan perilaku hewan dengan manusia. Riset terhadap perilaku hewan disimpulan sebagai simpulan pada perilaku manusia juga. Kebanyakan dari sistem belajar kita tidak memanusiakan siswa. Mereka dianggap sebagai robot, dipaksa bersaing dan tidak sedikit yang saling menjatuhkan.

Tujuan pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia. Lalu, pembelajaran yang memanusiakan. Hukuman yang memanusiakan. Penghargaan yang memnusiakan. Pengajaran yang memanusiakan dan pendidikan yang memanusiakan. Artinya, dengan pendidikan, manusia akan terlahir menjadi manusia sejati. Bukan manusia yang tidak tahu hati.

Teori belajar humanistik bisa digunakan di sekolah sebagai penguatan pendidikan karakter. Caranya dengan mengubah sistem belajar dengan konsep bersaing dengan konsep kolaborasi interaktif. Siswa diajak berdiskusi memecahkan masalah bersama, mereka perlu memahami satu sama lain. Di samping diberi pelajaran mengenai moralitas dan perilaku yang baik di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun