Jakarta-Pandemi Covid-19 melahirkan beberapa kebijakan baru yang membuat aktivitas manusia menjadi sedikit terhambat. Kita diarahkan agar bisa memanfaatkan teknologi sebaik mungkin sehingga dapat mengurangi interaksi secara langsung.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi salah satu solusi bagi sivitas akademika dalam menunjang kegiatan belajar-mengajar di tengah pandemi. Kelebihan dan kekurangan dari kuliah online kian mengiringi proses pembelajaran. Beberapa mahasiswa menuai pro dan kontra seiring berjalannya waktu.
Seperti salah satu mahasiswa USNI bernama Milenia Santika (Nia), dirinya mengaku pro dengan sistem daring. "Kalau aku sih setuju dengan adanya kuliah online, ya. Mengingat saat ini kasus corona di Indonesia naik lagi, jadi aku rasa terlalu bahaya buat kita kalau harus melakukan pertemuan tatap muka secara langsung. Selain itu, aku juga nggak perlu yang harus bolak-balik ke kampus, terus jadi lebih hemat ongkos juga" ujarnya ketika diwawancarai melalui Zoom.
Namun, berbeda dengan Delysyah Abram (Dey), ia justru kontra dengan kuliah daring. Ia menilai bahwa kuliah online sangatlah tidak efektif serta mengalami kesulitan dalam memahami materi.
"Aku sendiri kurang setuju jika kuliah online bakal terus berlanjut, karena jujur saja kurang efektif, pertama terhalang dengan sinyal internet yang tidak selalu stabil, kedua karena tatap muka diganti dengan Zoom atau GMeet itu bikin boros kuota, sama membuat kita sebagai mahasiswa jadi kurang produktif karena tidak punya banyak kegiatan seperti sebelumnya" ujar Dey melalui Zoom pada Rabu, 30/6/2021.
Dengan situasi seperti sekarang ini, mahasiswa didorong untuk tetap bisa mengikuti pembelajaran dalam kondisi yang tengah dibatasi dengan mengandalkan teknologi yang ada. Meski mengaku sedikit kesulitan, mereka tetap melaksanakan tugas dan kewajiban mereka sebagai mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H