Mohon tunggu...
Afriza Yohandi Putra
Afriza Yohandi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM : 43223110005 | Program Studi : Sarjana Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Jurusan : Akuntansi | Universitas : Universitas Mercu Buana | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

23 November 2024   23:54 Diperbarui: 23 November 2024   23:54 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas

Membatasi peluang korupsi melalui penerapan teknologi dalam sistem pemerintahan, seperti e-budgeting dan e-procurement, yang mengurangi interaksi langsung antara individu dalam proses pengambilan keputusan keuangan.

Menyediakan akses informasi publik yang jelas dan transparan sehingga masyarakat dapat memantau penggunaan anggaran negara.

Memperbaiki Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial

Banyak perilaku koruptif didorong oleh ketidakamanan ekonomi. Dengan meningkatkan gaji pegawai negeri sipil dan memberikan insentif yang adil, individu akan merasa lebih aman secara finansial dan tidak tergoda oleh dorongan id untuk mencari kekayaan dengan cara ilegal.

Meningkatkan akses pendidikan dan peluang karier yang merata untuk mengurangi kebutuhan individu yang berakar pada ketidaksetaraan.

Memberikan Hukuman yang Jelas dan Tegas

Hukuman yang tegas menciptakan rasa takut untuk memenuhi kebutuhan id melalui korupsi. Dengan memperketat penegakan hukum, individu akan berpikir dua kali sebelum melakukan korupsi.

  • Membangun Ego yang Seimbang

Ego berfungsi sebagai mediator antara id dan superego, mencari cara untuk memenuhi kebutuhan id tanpa melanggar norma. Strategi berikut dapat membantu memperkuat ego agar dapat memilih jalur yang sesuai:

Pendidikan Moral dan Etika Sejak Dini

Memasukkan pendidikan antikorupsi dalam kurikulum sekolah, yang tidak hanya mengajarkan norma hukum, tetapi juga memberikan contoh moral dan etika. Dengan demikian, ego individu dapat berkembang untuk mengambil keputusan yang lebih bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun