Mohon tunggu...
afrizamaulana
afrizamaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pendidikan Matematika UIN sunan Ampel Surabaya

Say mempunyai hobi jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai - nilai sumpah pemuda

2 Desember 2024   09:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:15 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sumpah Pemuda adalah tonggak sejarah yang sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 oleh para pemuda dari berbagai daerah, ikrar ini menyatukan visi dan misi bangsa untuk meraih kemerdekaan. Tiga butir Sumpah Pemuda yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa menunjukkan tekad kuat generasi muda kala itu untuk mewujudkan Indonesia merdeka.

Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda merupakan hasil kerja keras organisasi-organisasi pemuda dari berbagai latar belakang suku, agama, dan budaya. Para pemuda seperti Mohammad Yamin, Soegondo Djojopoespito, dan lainnya menyadari bahwa kolonialisme hanya dapat dikalahkan melalui persatuan. Kala itu, Indonesia terdiri dari berbagai kerajaan dan suku yang sering kali terpecah akibat politik devide et impera yang diterapkan penjajah. Namun, para pemuda berhasil membuktikan bahwa keberagaman tidak harus menjadi penghalang, melainkan modal besar untuk membangun semangat nasionalisme.

Sumpah Pemuda bukan hanya sekadar teks, tetapi juga manifestasi semangat juang. Dalam butir pertama, "Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia," tersirat pesan kuat bahwa semua warga Indonesia, meskipun berasal dari berbagai daerah, memiliki satu identitas geografis yang sama, yaitu tanah air Indonesia. Tanah air bukan sekadar tempat tinggal, melainkan simbol kebanggaan dan cinta terhadap negeri.

Butir kedua, "Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia," menegaskan identitas kebangsaan yang melampaui sekat-sekat primordial seperti suku dan agama. Pada masa penjajahan, pemuda-pemudi Indonesia memilih menyatukan diri di bawah satu bangsa untuk melawan kolonialisme. Persatuan ini menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia mampu mengatasi perbedaan untuk tujuan yang lebih besar.

Sementara itu, butir ketiga, "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa pers

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun