Mohon tunggu...
Afrizal Ramadhan
Afrizal Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Bekerjalah pada keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ayah Mamah

1 Desember 2024   16:36 Diperbarui: 1 Desember 2024   16:37 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada rumah di wajah ayah
Ada ranjang di peluk mamah
Anak menarung selayang limpah
Memapak tanah di atas rimba

Rantau nasib dan takdir meruah
Seumpama tanggul yang terbelah
Tunggu aku besar singgah bersahaja
Terpupuk dari doa ayah dan mamah

Pulang kembali pada apa yang disebut rumah
Tempat berlindung dari segala senda
Aku lahir berkah terpapah cinta
Semoga baik diberi segala bahagia

Ayah
Mamah
Mamah
Mamah

Kalau aku belum jadi apa di dunia
Kasihi-lah aku seluas semesta
Kasihi-lah aku dengan banyak rasa
Dan hidupilah jiwaku yang lelah

Lalu bangkit aku dimanja ayah mamah
Mendekap sayang di teluk Dewata
Rengkuh bunga di pelabuhan senja
Hidupku terhempas gembira raya

Terpelihara aku tercerahkan mulia
Ayah mamah bermahkota terpuja
Sandang cahaya terhindar asa
Semoga ayah mamah panjang umur dan bahagia.

2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun