Mohon tunggu...
Afrizal Ramadhan
Afrizal Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Bekerjalah pada keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekumpulan yang Patah

30 November 2024   11:43 Diperbarui: 30 November 2024   11:43 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisiku
Diketik pekik perasaan sedih
Dan hasratku memangku masa lampau
Kalau seumpama habis waktuku maka tergelitik
bersama para penyair yang mati

Tajam mata kami memandang-pandang dunia
Tapi patah berantakan oleh karena cinta
Di sini para penyair tertawa menyedihkan

Puisiku mengharum duka dan rindu
Barangkali kalian mencium jua?
Karena kelopak kata jatuh berima
Apatah ini betul?
Dunia seorang penyair menghamba sendu

Bukan, bukan maksud berenang dalam roman
Puisiku penuh tatap dan ratap
Sedang aku?
Sekumpulan yang patah dengan cinta.

2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun