Mohon tunggu...
Afrizal Ramadhan
Afrizal Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Bekerjalah pada keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terikat Angan

17 Oktober 2024   20:45 Diperbarui: 17 Oktober 2024   20:48 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tidur seperti biasa
Tadinya terasa sangat biasa
Sebelum aroma di bantal dan guling tercium;
Aroma dirimu yang melekat dan pekat
Menembus hidung besarku
Menjalar ke dinding hatiku
Lalu merobek jantungku.

Perasaan ini terjebak di antara:
Apa pun yang pernah kaukatakan.
Namun mengapa menyakitkan
sudah berlalu dan lepas
Tapi terikat erat dalam angan-angan.

Sial.

2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun