Mohon tunggu...
Afrizal Ramadhan
Afrizal Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Bekerjalah pada keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata yang Sunyi

15 Oktober 2023   11:29 Diperbarui: 15 Oktober 2023   11:31 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Ini mengapa kita tetap tak bisa bersama
meski di jalan yang sulit."

Dahulu pernah tenang seolah bintang mengerlip
Tiap-tiap malam
Kita tantang cahaya dan bulan menciut malu
Berenang ria kita di dingin lara dan serpih zat fana
Sebentar abadi, perlahan baru berasa gigilnya perih

Cintakah kita pada diri-sendiri?
Menimbang perkara janji-janji suci
Sementara di antara surut kering sungai mimpi
Kita dipelihara beku air mata yang sunyi

Mungkin cintalah yang menaruh
Segala keputusasaan
Tapi dengan segala keputusasaanlah
kita semakin cinta

Dan itulah mengapa kita tak ingin
Mengeluh pada duka
Karena duka ....
Menarung kedua telapak tangan kita.

Jakarta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun