Mohon tunggu...
Afrizal Nugraha Putra
Afrizal Nugraha Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Raden Mas Said Surakarta

Suka senang-senang

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Kunci Sukses Pemilik UMKM Mahar Solo: Dari Penjualan Lokal Hingga Mancanegara

11 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 10 Desember 2024   17:57 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Wawancara Langsung Bersama Pemilik UMKM Mahar Solo by Anjani

Metode Activity Based Costing (ABC) merupakan pendekatan dalam bidang akuntasi manajemen keuangan yang memusatkan perhatian pada penentuan dan penyaluran biaya berdasarkan aktivitas yang terlibat dalam proses produksi produk atau penyediaan layanan. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan detail tentang biaya produk atau layanan khusus tersebut dengan cara mengaitkan biaya overhead perusahaan dengan aktivitas yang menjadi pemicunya.

Penentuan harga produk merupakan hal penting untuk sebuah UMKM, termasuk UMKM Mahar Solo by Anjani. UMKM Mahar Solo by Anjani merupakan salah satu UMKM yang memproduksi produk berupa mahar pernikahan yang beragam. Sebagai UMKM yang bergerak di bidang produksi pastinya dalam menentukan harga produk sangatlah penting, maka dari itu kami ingin mengetahui apakah harga produk yang dihasilkan oleh Mahar Solo sudah menggunakan perhitungan yang baik. Untuk itu kami memilih untuk melakukan observasi menggunakan metode Activity Based Costing (ABC).

Metode ABC menawarkan pendekatan yang lebih akurat dan terperinci dengan mengidentifikasi biaya yang terkait dengan setiap aktivitas dalam proses produksi, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih tepat mengenai harga dan strategi pemasaran.

Karena metode ABC merupakan sistem perhitungan biaya yang mendasarkan perhitungan pada aktivitas yang memicu biaya, bukan hanya alokasi biaya secara langsung, maka dari itu kelompok kami mencoba untuk menggunakan metode ini untuk perhitungan biaya produk.

Tokoh utama dalam tajuk ini adalah pelaku usaha Mahar Solo yaitu Bapak Lukman.

Masalah utama yang dihadapi UMKM ini adalah tingginya biaya produksi yang belum dianalisis secara menyeluruh. Para pelaku UMKM ini masih menggunakan sistem alokasi biaya tradisional. Sistem alokasi biaya tradisional sering kali tidak bisa menangkap kompleksitas aktivitas produksi dengan baik. Ini menyebabkan alokasi biaya yang kurang tepat dan dapat memberikan gambaran yang menyesatkan tentang struktur biaya yang sebenarnya sehingga hanya fokus pada biaya langsung seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung, tanpa mempertimbangkan biaya tidak langsung seperti biaya overhead pabrik dan biaya pemasaran. Hal ini membuat struktur biaya produksi tidak lengkap dan tidak akurat.

Penelitian yang dilakukan pada Mahar Solo by Anjani mengidentifikasi berbagai aktivitas dalam proses produksi, seperti membuat desain dan perakitan. Data menunjukkan bahwa metode tradisional menghasilkan biaya per unit sebesar Rp. 550.000 untuk mahar frame kayu dan Rp. 800.000 untuk untuk mahar frame akrilik. Dengan metode ABC, biaya ini dapat ditekan menjadi Rp. 449.776 untuk mahar frame kayu dan Rp.656.455 per unit. 

Perubahan tersebut menandakan bahwa ABC memiliki kemampuan untuk menyajikan data yang lebih terperinci mengenai aktivitas biaya sehingga memungkinkan para pemilik usaha untuk mengambil keputusan yang akurat seperti menetapkan harga jual yang lebih bersahabat atau meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber dayanya.

Para pelaku UMKM di Indonesia sering kali menghadapi tantangan dalam pengelolaan biaya, terutama terkait dengan alokasi biaya overhead yang tidak tepat. Metode tradisional sering kali mengabaikan kompleksitas aktivitas yang terjadi dalam proses produksi, sehingga menghasilkan estimasi biaya yang tidak akurat. Penerapan metode ABC memberikan kesempatan bagi UMKM untuk mengatasi masalah ini dengan cara yang lebih sistematis.Dengan menggunakan metode ABC, UMKM dapat mengidentifikasi berbagai aktivitas yang berkontribusi terhadap biaya produksi dan menetapkan cost driver yang relevan. Hal ini memungkinkan mereka untuk memahami bagaimana setiap aktivitas mempengaruhi total biaya dan harga pokok produk. Dalam konteks persaingan pasar yang semakin ketat, pemahaman ini sangat penting untuk menentukan strategi harga yang kompetitif.

Rencana ini dikembangkan oleh tim yang terdiri dari beberapa kontributor: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun