Mohon tunggu...
Afriyanto
Afriyanto Mohon Tunggu... mahasiswa -

nama saya afriyanto, saya mahasiswa UIN sunan kalijaga angkatan 2015, jursan ilmu komunikasi dari fakultas fishum

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengenal Jenitri, Biji Berharga Tinggi

19 September 2015   15:34 Diperbarui: 4 April 2017   18:29 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       Desa Pujotirto , kecamatan Karangsambung ,kabupaten Kebumen Jawa Tengah adalah salah satu tempat yang banyak ditumbuhi pohon berbiji yang mempunyai harga menggiurkan. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama jenitri atau beberapa orang menyebutnya buah rudharaksa, biji buah ini bulat berukuran berkisar 6-13 mili, dan bergerigi atau mempunyai bintik bintik yang timbul, gerigi ini dipisahkan oleh garis, sebuah jenitri kebanyakan mempunyai garis lima tapi ada juga yg bergaris lebih atau kurang, pada saat awal berbuah warna kulit biji jenitri adalah hijau, dan ketika siap panen kulit biji jenitri berwarna biru. Setelah dikupas dalamnya berwarna coklat. Biji jenitri memiliki harga yang tinggi, harga tersebut ditentukan dari motif dan ukurannya serta garis yang ada dibiji tersebut. Pada 3 tahun kebelakang, semakin kecil biji itu semakin tinggi harganya. Yaitu 150 rupiah untuk ukuran 6 mili, 130 rupiah untuk 6,5 mili dan seterusnya semakin murah. Sedangkan 3 tahun sekarang yang banyak diminati adalah yang ukurunnya 8-10 mili dan harganya ditentukan oleh motifnya. Jika motifnya bagus bisa dihargai sampai 10.000 rupiah per biji,bahkan 13.000 Rupiah per biji dan motif yang biasa biasa saja atau normal dibandrol dengan harga 30 rupiah per biji.

     Jadi tidak heran jika banyak masyarakat desa Pujotirto kec. Karangsambung kab. Kebumen, yang sukses karena berbisnis jenitri. Tak tanggung tanggung mereka bisa untung dalam jumlah puluhan juta bahkan ratusa juta rupiah. Dalam saatu kali panen petani bisa mendapat puluhan hingga ratusan juta rupiah juga. Pohon ini dalam satu tahun dapat berbuah sebanyak dua kali . sedangkan untuk bisa berbuah pohon jenitri memerlukan waktu sekitar lima sampai tujuh tahun setelah ditanam. Perawatannya cukup mudah, kita hanya perlu menanam memberi pupuk serta menyirami dengan rutin.

      Tidak hanya menjual dalam bentuk butiran per biji masyarakat desa Pujotirto juga membuat kalung serta gelang dari bahan dasar buah jenitri. Mereka memnggunakan mesin pompa air yang dimodifikasi menjadi bor, digunakan untuk melubangi buah tersebut dan akan dirangkai menggunakan benang khusus. Jumlah buah biji jenirti yang digunakan untuk membuat satu buah kalung ditentukan. Masyarakat biasanya memerlukan 109 butir buah jenitri berukuran sedang untuk membuat satu buah kalung . sedangkan jenirti yang ukurnnya kecil memerlukan 114 butir. “untuk membuat satu kalung, biasanya saya memerlukan 109 butir jenitri, dan untuk jenitri yang ukuranya kecil biasanya membutuhkan 114 butir” terang Bapak Toro ,salah satu pembisnis jenitri desa Pujotirto. Harga satu kalung yang bermotif normal dihargai 10.000 rupiah sampai 25.000 rupiah, sedangkan yang motifnya bagus satu kalung dihargai sampai ratusan ribu rupiah

.

Kebanyakan pembeli adalah orang orang luar Indonesia yaitu Cina dan Nepal. Orang cina dan nepal berbondong bondong mencari buah tersebut dan membelinya dalam bentuk butiran , kalung, atau orang menyebutnya mala, mereka membeli jeniti dengan harga yang tinggi.

   Jika kita memandang lingkungan desa Pujotirto Kecamatn Karangsambung Kabupaten Kebumen terlihat betapa masyarakat sekitar tertarik menanam buah ini, hampir disetiap halaman rumah mereka ditumbuhi pohon jenitri. Sebenernya tidak hanya ada di desa pujotirto kec, karangsambung Kab. Kebumen yang minat akan bisnis buah tersebut, jenitri juga bnyak terdapat di berbagai daerah diantaranya kec. Seruweng kab.kebumen, Kabupaten cilacap dan lain lain.Jenis pohonnya pun berbeda beda , ada yang menamai jenis medana, kediri, kiswanto dan beberapa bibit jenis normal lainnya. Dan untuk memperbaik jenis buah jeitri biasanya mereka menyetek pohon jenitri. “pohon jenitri banyak terdapat diberbagai tempat tidak hanya ada di Kecamatan Karangsambung, tetapi juga didaerah lain. Seperti di kecamatan seruweng, Kabupaten Cilacap dan masih banyak didaerah lain, jenisnya pun berbeda beda.” Tutur bapak Toro.

Dan tentang kegunaan biji jenitri itu sendiri masih banyak orang yang belum tau dengan sepenuhnya. Masyarakat hanya menjual barang dalam bentuk butir kalung maupun gelang kepada pembeli atau bayer dari luar, dan bayer bayer tersebut membawanya ke negara asal mereka masing masing. Entah digunakan sebagai asesoris obat maupun benda untuk ritual.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun