Cat Calling berdampak pada psikologis seperti Perasaan takut, cemas, malu, marah, hingga stres adalah beberapa reaksi umum yang dirasakan, Serta Tekanan psikologis yang dialami korban cat calling juga bisa berdampak pada kesehatan fisik. Gangguan tidur, sakit kepala, dan peningkatan tekanan darah adalah beberapa masalah kesehatan yang bisa timbul akibat stres berkepanjangan.
Pandangan Hukum dan Sosial
Di banyak negara, termasuk Indonesia, cat calling mulai diakui sebagai bentuk pelecehan yang serius. Beberapa undang-undang telah diberlakukan untuk memberikan perlindungan hukum kepada korban. Misalnya, UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) dan berbagai peraturan daerah yang melarang pelecehan seksual di tempat umum.
Namun, penerapan hukum saja tidak cukup. Dibutuhkan perubahan budaya dan norma sosial untuk benar-benar menghapus praktik cat calling. Edukasi tentang kesetaraan gender dan pentingnya menghormati sesama manusia harus terus digalakkan.
Upaya Mengatasi Cat Calling
1. Edukasi dan Kesadaran
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif cat calling adalah langkah pertama yang krusial. Kampanye melalui media sosial, seminar, dan program pendidikan di sekolah dan komunitas dapat membantu mengubah persepsi masyarakat tentang pelecehan ini.
2. Penegakan Hukum
Penerapan sanksi yang tegas bagi pelaku cat calling perlu dilakukan untuk memberikan efek jera. Selain itu, penegakan hukum harus didukung oleh laporan yang efektif dari korban dan saksi.
3. Dukungan untuk Korban
Penting untuk menyediakan dukungan psikologis dan bantuan hukum bagi korban cat calling. Lembaga-lembaga bantuan dan layanan hotline bisa menjadi tempat bagi korban untuk mencari pertolongan dan konsultasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI