JANGAN HAFAL RUMUS, PAHAMI KONSEPNYA
Rumus fisika pastilah terlihat menyeramkan apabila kita tidak tahu alurnya dari awal hingga akhir. Ajak anak bunda untuk bersama-sama memahami alur suatu rumus dari pelajaran yang sedang dibahas, pahami konsep rumus tersebut dari awal hingga akhir. Tujuan dari memahami alur dari awal hingga akhir ini adalah supaya kita dapat mengerti dari mana rumus tersebut berasal, semenjak konsep yang mendasarinya sampai menjadi rumus akhir, kecuali beberapa rumus yang sudah merupakan definisi dan rumus ini pun masih termasuk rumus yang sederhana. Proses pemahaman yang diikuti dari awal hingga akhir juga membantu penanaman ingatan yang cukup lama di otak anak bunda untuk pelajaran yang sedang dibahas.
Setelah pemahaman rumus berdasarkan alurnya dari awal hingga akhir tersebut barang tentu adalah hal yang mudah untuk mengahafal rumus dengan sendirinya atau dapat kita umpamakan tanpa menghafal akan dapat ingat. Memang kadang beberapa orang guru tidak menjalankan konsep fisika secara baik dan cenderung hanya menyodorkan rumus saja. Hal ini lah yang memicu sifat prgamatis anak bunda untuk cenderung menghafal rumus jadi tanpa mengetahui asal muasal dari rumus tersebut dan yang sangat mengkhawatirkan adalah sering muncul rumus-rumus "ajaib", "super", "kilat" dan lain sebagainya. Hal ini memicu anak bunda cenderung enggan membahas lebih jauh rumus yang diterimanya dan berbuah hafalan yang tidak kekal keberadaannya di otak mereka. Penggunaan rumus-rumus instan yang tersebut sebelumnya juga akan menghambat ruang gerak anak bunda apabila menemui soal-soal yang telah dimodifikasi karena keterbatasan atas dasar rumus yang hanya sedikit.
Misalnya, kita belajar vektor kemarin, tentang proyeksi vektor. Bukankah tidak selalu bahwa Fx = F cos teta? Bagaimana kita sebelumnya berekreasi ke lembah matematika mencari si-trigonometeri, yang pernah dikenalkan kepada kita waktu smp, untuk memahamkan bahwa panjang proyeksi vektor itu ternyata hanya aplikasi dan modifikasi tentang rumus sudut-sudut pada segitiga siku-siku. Dan konon kabarnya ini telah kita pelajari waktu smp. Bukan rumus baru!
Rumus yang dihafal dan dimengerti darimana ia berasal akan mudah untuk selalu diingat dan dipanggil dari memori kita saat kita terlupa; berbeda jika menghafal rumus itu dengan membabi buta, akan terbolak-bali begitu kita akan mengingat-ngingat kembali. Keindahan fisika sebenarnya terletak pada konsep, yang selama ini sering ditelantarkan.
Dengan memahami konsep secara baik (dan benar), kita dapat menjelaskan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan ilmu fisika. Dengan memahami konsep secara baik dan benar, rumus-rumus yang sulit dengan sendirinya akan terpahami dengan mudah.
Yakinlah, jika kita telah mengerti konsep dengan baik dan benar; serta paham dengan penurunan dan aplikasi rumus itu, insya Allah pelajaran fisikan adalah sesuatu yang selalu kita rindukan setiap hari. Jadi bunda, bersemangatlah untuk membimbing anak bunda di rumah untuk membiasakan diri memahami konsep suatu rumus secara mengakar agar menghidari budaya menghafal instan rumus-rumus yang juga akan menyebabkan lepasnya ingatan tersebut secara instan.
KERJAKAN DARI YANG MUDAH, DAN LATIHAN YANG SERING
Stigma bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit pastilah sudah tertanam di sebagian besar siswa (khususnya di tingkat SMA), hal ini mungkin karna masing-masing siswa belum banyak memahami pelajaran ini hingga ke akarnya. Mungkin benar apa kata pepatah "Do not judge a book from the cover" kita jangan melulu menstigmakan suatu hal sulit atau menakutkan sebelum kita menyelami seluk beluknya secara mendalam. Seperti poin sebelumnya, latihlah anak bunda untuk terbiasa mendalami suatu rumus dari dasarnya bukan dari rumus instan yang kemudian langsung dihafal dan ditelan mentah-mentah.
Ketika menghadapi musuh perlu ada keberanian dari dalam diri kita untuk melawan, maka dari itu coba ajak anak bunda untuk mencoba "jurus-jurus" pemahaman yang telah diajarkan guru mereka di sekolah untuk menaklukan soal-soal. Latih diri anak bunda untuk berani, berani menaklukan sekian banyak soal yang dihadapinya. Ajak mereka untuk memulai dari yang dianggap mudah dan jika masih ragu minta guru mereka untuk memilihkan soal mana yang sebaiknya lebih dahulu dikerjakan. Kemenangan-kemenangan dalam mengalahkan beberapa soal barang tentu menjadi lecutan anak bunda untuk mengekskalasikan diri mereka gemar mengerjakan soal-soal.
Apabila soal-soal yang dianggap mudah sudah berhasil ditaklukan, latih anak bunda untuk mengembangkan potensi mereka mengerjakan soal-soal yang tingkat kesultiannya sudah cukup tinggi. Cobalah mengenal soal-soal yang lebih sulit dan bervariasi. Beri apresiasi bagi anak bunda apabila mereka telah berhasil menaklukan soal-soal yang sudah bertaraf sulit, dan semangati mereka untuk tetap berusaha menyelesaikan peperangannya.
Tidak menutup kemungkinan keberhasilan anak bunda dalam menaklukan soal-soal sulit akan memberikan sensasi berbeda bagi diri mereka. Perlu diingat kembali bahwa ada lima kompetensi yang sebaiknya ditanamkan pada diri anak-anak bunda dalam mengerjakan soal fisika yaitu ; mengerjakan dalam satu langkah, mengerjakan dengan beberapa langkah, menggambar sketsa, menggambar grafik, dan mengubah variabel.
Kemenangan sekali tidak akan memberikan perubahan yang besar, pemahanan dan konsep berlatih berkali-kali akan menambah kekayaan pemahaman yang dimiliki oleh anak bunda. Coba lah tanamkan budaya tidak mudah cukup apabila hanya berhasil menguasai materi. Training is everything latih diri anak bunda untuk secara berkala, berulang-ulang mencoba soal-soal fisika hingga pemahaman mereka begitu kuat dan mendasar.