Mohon tunggu...
Afriska Ambarita
Afriska Ambarita Mohon Tunggu... Administrasi - Senang membaca dan suka menulis

Female, senang baca, sedang belajar menulis dan mengungkapkan isi hati...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Mudasiana] Jangan Biarkan Cinta Lama Mengacaukan Cinta Masa Kini, Berkaca dari film AADC2

10 Mei 2016   08:45 Diperbarui: 10 Mei 2016   09:21 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiket

Rasanya film Indonesia yang paling dibicarakan saat ini adalah Ada Apa Dengan Cinta 2, walaupun sebenarnya film AADC yang pertama mungkin tidak direncanakan akan ada lanjutannya. Terjebak nostalga bahwa dulu sempat ikut ngeramein nonton AADC dan juga kehadiran film AADC juga disebut-sebut sebagai bangkitnya perfilm-an Indonesia setelah sempat mati suri selama beberapa tahun maka sekarangpun kembali mencoba mencari tahu apakah film AADC2 itu sefenomenal film pertama.

Meyimak pembicaraan teman-teman yang dulu juga turut serta terpesona dengan film pertama sebagian besar sangat suka dengan AADC2 ditambah mereka juga sangat memuja sosok Rangga. Tapi mungkin berbeda dengan saya dalam memandang kisah film ini.

Ketika akhirnya Cinta mau bertemu dengan Rangga setelah sebelumnya pernah mengalami patah hati yang sangat berat, rasanya masih setuju karena memang sebaiknya jangan membiarkan kepahitan masa lalu membayangi kehidupan kita. Apalagi Rangga ingin menceritakan penyebab dia mengirimkan surat putus kepada Cinta tanpa alasan. Mungkin setelah mendengar sendiri pengangakuan Rangga, Cinta akan lebih legowo/ikhlas menjalani hari –hari yang akan datang.

Namun untuk kelanjutannya saya kurang setuju kalau kehadiran cinta lama harus memupus cinta kini. Kalau itu masih sekedar pacaran mungkin tidak terlalu masalah, karena bisa saja si mantan lebih banyak kelebihannya dibanding pasangan yang sekarang. Apalagi kalau sebenarnya sudah lama ingin putus tapi belum bertemu pengganti maka bertemu mantan seperti pucuk dicinta ulampun tiba.

Tetapi akan berbeda ceritanya kalau ternyata kisah yang dijalin sekarang sudah serius lalu menjadi kacau gara-gara kehadiran si mantan. Kemarin sempat mendengar teman yang berbisik ke temannya tentang batalnya pernikahan teman mereka H-2 dan itu karena kehadiran mantan dari salah satu calon pengantin. Maksud hati si calon pengantin ingin pamit pada pacar lamanya tetapi disaat-saat terakhir itu mereka malah memutuskan untuk berama kembali.

Terbayang betapa hancurnya hati si calon pengantin yang dikhianati. Selain berkorban perasaan, korban dana tetapi juga mengorbankan keluarga kedua belah pihak. Orang-orang pasti bertanya-tanya kenapa sampai bisa batal menikah.

Pernah juaga mendengar cerita dari teman, berita batal nikah yang diumumkan di gereja. Walaupan saat diumumkan digunakan kata-kata “Ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan”. Mungkin kita akan berkata lebih baik batal menikah daripada nanti bercerai. Tapi benarkah ketika menikah dengan orang yang dicintai sudah pasti lebih bahagia daripada dengan orang yang setengah dicintai? Bukankah kadang ada juga yang lebih lama masa pacaran daripada pernikahan yang dijalani?

Tidak menjadi jaminan juga bahwa semua masalah bisa dilalui dengan orang yang dicintai ataupun orang yang kita pilih. Karena menyatukan dua kepala dari latar belakang yang berbeda pasti akan ada sesuatu hal yang saling bertolak belakang. Perlu kata “saling” diantara kedua belah pihak dan tentu saja komunikasi antara yang disukai ataupun yang tidak disukai. Sehingga si pasangan bisa mengerti keinginan pasangannya.

Semoga kita bisa mengambil keputusan yang bijak ketika akan melangkah ke jenjang pernikahan. Jangan biarkan bayang-bayang masa lalu mengundang mendung dalam rencana tersebut. Bersahabat dengan mantan itu tidak menjadi masalah sepanjang kedua belah pihak menyadari posisinya dan melangkah pada rel yang seharusnya. Dan buat yang sudah dalam pernikahan, terimalah pasanganmu apa adanya karena  orang lain yang diharapkanpun belum tentu tanpa kekurangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun