Sekarang banyak anak muda, eh bukan anak muda saja sih yang akhir minggu-nya tidak lagi ke mall. Penat dengan aktivitas di hari kerja, para anak muda dan tua tersebut mulai  mencari hiburan ke luar kota untuk mencari udara segar dan mencuci mata dengan pemandangan alam. Purwakarta bisa menjadi salah satu pilihan di akhir minggu yang dekat dengan Jakarta.
Tanggal 30 April kemarin saya ikut rombongan kemping ceria ke Gunung Lembu, sebuah gunung yang terdapat di Purwakarta. Menurut data yang saya comot dari google, ketinggian Gunung Lembu sekitar 780 mdpl. Lebih rendah dari gunung Parang dan Gunung Bongkok. Disebut gunung Lembu karena posisi gunung tersebut yang terlihat  seperti lembu tidur.
Kesepakatan awal, semua peserta berkumpul di stasiun kota paling telat pukul 09:30 wib. Saya pun menghitung-hitung waktu dan siap-siap berangkat dari rumah pukul 08:00wib dan kalau tidak ada halangan akan tiba tepat waktu di stasiun kota.
Saat mulai melangkah dari rumah semua tepat waktu, tepat saat Abang saya bersedia mengantar ke jalan raya, tepat metro mini pas datang dan tiba di stasiun Tebet saat kereta ke Kota baru saja tiba. Melihat semua berjalan sangat lancar, saya semakin yakin akan tiba tepat waktu di tempat yang ditentukan.
Ternyata mulai dari Manggarai kereta sudah mulai tersendat, tertahan di beberapa stasiun, beberapa teman juga terlihat masih jauh dan ada juga yang tepat 1 kereta di belakang saya. Beruntung kereta saya tiba 16 menit sebelum kereta ke Purwakarta berangkat. Kereta berangkat dari stasiun Kota pukul 10:15 wib dan tiba di Purwakarta sekitar pukul 13:05 wib dengan harga tiket hanya Rp 6.000,-
Dari stasiun Purwakarta perjalanan dilanjutkan dengan mobil bak terbuka. Sekitar 1 jam lebih kami sampai di desa Sukatani. Setelah makan siang dan istirahat sebentar sekalian registrasi pendakian ke Gunung Lembu, perjalanan dilanjutkan ke kaki gunung Lembu. Kami berangkat sekitar pukul 16:00 wib dari posko pendaftaran.
Tantangan dimulai dari pos 1 menuju pos 2 karena jalanan mendaki dibuat bertangga tetapi tangganya dari tanah dan dibuat batang bambu utuh menjadi pegangan. Tanah becek akibat hujan sehingga perjalanan menjadi lebih lambat. Dari pos 2 sampai puncak hampir tidak ada masalah tinggal menyusuri jalan setapak dan kebenaran quide ada bersama dengan kami. Kebenaran dalam perjalanan ini kami terbagi atas 2 kelompok dan kami adalah rombongan terakhir.