Mohon tunggu...
Afriska Ambarita
Afriska Ambarita Mohon Tunggu... Administrasi - Senang membaca dan suka menulis

Female, senang baca, sedang belajar menulis dan mengungkapkan isi hati...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebuah Pengakuan: Terlepas dari Jerat Narkoba

25 Maret 2014   17:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:30 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebuah Pengakuan: Terlapas dari Jerat Narkoba

Tidak banyak dari kita yang berani jujur mengenai masa lalunya. Berikut ini seorang sahabat saya coba berbagi cerita pengalamannya ketika bersinggungan dengan narkoba. Lebih khusus pada menggunaan obat-obatan terlarang. Beruntung sekali ia akhirnya bisa lepas dari ketergantungan obat-obatan.

Kisah nyata ini yang disampaikan via email kepada saya. Kita sebut saja namanya Jeff. Semoga kita bisa belajar dari pengalamannya. Berikut penuturannya:

Masa muda boleh dikatakan sebagai masa dimana seseorang akan mencoba hal-hal baru. Ada semacam tantangan dan dorongan untuk menaklukan sesuatu. Hal baru tersebut bisa dalam arti yang positif maupun yang negatif. Semua itu tidak lepas dari komunitas tempat ia bersosialiasi.

Solidaritas pertemanan bagi anak muda boleh dibilang sebagai sesuatu yang utama. Bisa diterima dalam sebuah kelompok merupakan bagian dari jati diri. Solidaritas pertemanan bahkan melebihi ikatan terhadap keluarga sendiri. Maka jangan heran jika seseorang yang sedang beranjak dewasa ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya.

Berbicara mengenai narkoba, mereka yang terlibat baik itu pengguna maupun pengedar pada umumnya disebabkan oleh pergaulan. Awalnya coba-coba dan akhirnya sulit untuk lepas dari jeratan. Meninggalkan teman “seperjuangan” bukan perkara yang mudah karena dianggap melanggar etika solidaritas pertemanan. Belum lagi ancaman-ancaman yang mungkin diterima dari pihak lain ketika seseorang itu ingin hidup bersih. Jeff mencoba berbagi pengalaman pribadi ketika bersentuhan dengan obat-obatan terlarang.

Sejak SMA Jeff sudah hidup terpisah dari orangtua dan itu memang keinginan sendiri. Tiga tahun tinggal bersama kakek dan nenek di sebuah desa yang tenang. Di SMA prestasi Jeff cukup baik, pada akhir kelulusan NEM Jeff termasuk paling tinggi nomor 2. Maklum saja, hidup di desa membuat Jeff lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar. Tidak banyak hiburan lain selain menonton tv atau melihat pertunjukan wayang saja. Memang besar motivasi Jeff untuk bisa mendapatkan nilai yang baik agar bisa nantinya melanjutkan pendidikan tinggi di universitas negeri. Lulus SMA sebenarnya Jeff masih meninggalkan kekecewaan terhadap sekolah yang tidak menyertakan Jeff pada jalur khusus perguruan tinggi negeri. Jeff tidak tahu kenapa alasannya, padahal beberapa orang yang selalu ada di bawah Jeff mendapat. Tapi Jeff berpikir mungkin bukan jalannya.

Selepas SMA Jeff mencoba merantau di kota pelajar dengan mulai ikut bimbingan belajar. Jeff coba mendaftar UMPTN mengambil jurusan yang sejak dulu diminati yaitu Hubungan Internasional dan Komunikasi. Ternyata Jeff gagal total! Sungguh kekecewaan yang luar biasa rasanya. Walaupun begitu akhirnya Jeff bisa masuk ke jurusan bahasa di sebuah perguruan tinggi swasta yang juga baik dan terkenal.

Hidup di kota besar dengan beragam masyarakat dan budaya menjadi sebuah pengalaman baru bagi Jeff. Di kota ini Jeff benar-benar memulai hidup mandiri yang jauh dari keluarga maupun sanak saudara. Jeff benar-benar menjadi orang muda yang betul-betul merdeka dan bebas. Jeff menjadi orang udik yang datang ke kota, dan tanpa disadari Jeff sudah mengalami shock culture.

Perkenaan Jeff dengan pil koplo adalah ketika mulai bergaul dengan teman yang mempunyai kedekatan dengan barang haram tersebut. Awalnya Jeff hanya ingin berbisnis karena melihat keuntungannya cukup menggiurkan. Memang pada awal-awal 90-an yang namanya obat-obatan resep dokter itu cukup marak dan jadi trend tersendiri di kalangan anak muda.

Sejujurnya Jeff agak lupa mengapa dia yang awalnya tidak ingin mencoba akhirnya ikut menjadi pemakai. Spertinya karena cinta Jeff ditolak oleh seorang gadis. Kekecewaan yang bertumpuk membuatnya mencoba barang haram tersebut. Lagi pula ketika teman-teman juga memakai rasanya tidak enak kalau tidak ikut mencoba.

Memakai pil koplo juga dilakukan untuk menambah keberanian. Masa itu kita kadang harus berhadapan dengan kelompok lain sehingga dibutuhkan dorongan keberanian. Memakai pil koplo juga karena ingin rileks dan alasan-alasan lain. Memakai pil koplo kadang disertai miras agar cepat reaksinya. Namun untuk pil-pil tertentu akan lebih bagus jika hanya didorong dengan teh manis saja.

Ada banyak jenis yang termasuk pil koplo saat itu yang mereka pakai dan perjualbelikan. Antara lain : Rohypnol, BK, Magadon, lexotan, Dumolid, Revotril dll. Istilah-istilahnya juga macam-macam sebagai bahasa sandi seperti “baret merah”, “R”, atau “kombi”. “ Baret Merah” bukan karena warna merah tapi pembungkusnya berwarna merah. Orang bisa membeli dalam istilah “papan”, “tik”, ataupun “box” untuk 1 kotaknya.

Efek yang ditimbulkan oleh pil-pil ini cukup beragam. Kebanyakan lebih pada penenang atau fly. Pil yang menjadi favorit Jeff adalah revotril. Setelah minum pil ini sepertinya ada energi ekstra dan menghilangkan rasa takut dan malu. Tidak takut jika berkelahi atau tidak takut jika bawa kendaraan. Obat ini agak bahaya juga bagi yang temperamen karena memicu emosi diluar kendali. Setelah lelah dan mulai mengantuk maka kita akan tertidur pulas. Tidur tidak hanya dalam hitungan jam. Namun bisa tidur beberapa hari. Makanya Jeff dulu kadang suka lupa hari. Setelah bangun sudah tidak ingat lagi apa yang pernah terjadi sebelumnya. Maka kadang setelah bangun baru tahu ada bekas luka atau biru-biru di badan karena habis berkelahi atau jatuh dari motor. Bagi yang tidak terbiasa ada pil yang efeknya membuat jantung bekerja ekstra kencang. Pernah suatu ketika teman Jeff terjatuh setelah beberapa saat mengkonsumsi “kombi”. Jatuh dan tidak bergerak karena jantungnya seolah berhenti. Jeff dan teman-temannya sudah ketakutan karena mengira dia sudah meninggal. Namun akhirnya bernafas tapi jantungnya berdegub kencang katanya. Setelah itu akhirnya ia pun ‘melayang’ dalam dunia barunya.

Hidup bersama pil-pil setan itu tidak lepas dari kekerasan. Berkelahi dengan pembeli barang yang merasa tertipu karena ternyata pil itu palsu. Kadang Jeff dan temannya memanfaatkan pemakai awam yang belum paham betul mana barang asli mana yang palsu. Memakai pil membuat diri jadi berani apalagi jika berkelompok. Kadang mereka melakukan kejahatan-kejahatan kecil seperti memeras orang yang lagi pacaran atau membongkar toko-toko kecil dipinggir jalan.

Kehidupan seperti itu membuat kuliah Jeff mulai berantakan. Jarang masuk kuliah karena kebanyakan siang dihabiskan untuk tidur karena malam begadang. Nilai ujian dan semester langsung jeblok padahal baru awal-awal kuliah. Kabar tidak sedap ini akhirnya terdengar oleh orangtua Jeff di kota lain. Mereka pun menasehatinya agar belajar dengan sebaik-baiknya.

Bagaimana Jeff bisa kembali ke jalan yang benar? Orang bilang bahwa “Cinta bisa merubah segalanya”. Akhirnya Jeff bisa pelan-pelan meninggalkan kehidupan negatif karena cinta. Jeff dekat dan jatuh hati dengan seorang gadis. Gadis itu tahu bahwa Jeff adalah seorang pemakai dan ia tetap mau menerimanya. Dengan perhatiannya ia mendorong Jeff untuk meninggalkan kebiasan lama. Cinta, perhatian dan ketekunannya membuat Jeff luluh. Jeff pun dihadapkan pada pilihan bahwa harus berubah untuk orang yang dicintai dan juga masa depan.

Yang sulit adalah ketika harus meninggalkan sahabat baiknya. Kita ebut saja Ken, orang yang sudah susah senang bersama. Melalui hari dan malam bersama, menghadapi bahaya-bahaya bersama. Jeff merasa seperti menjadi seorang pengkhianat. Beban ini dirasakan bertahun-tahun. Kadang Ken datang dalam mimpi dan itu menjadi sebuah mimpi buruk yang membuat Jeff terbangun dari tidur.

Selain karena perhatian dan cinta, Jeff coba mengaktifkan diri dalam komunitas baru. Sebuah unit kegiatan mahasiswa yang menjadi bagian dari Palang Merah Indonesia dan kegiatan sosial lain. Proses perekrutan dan pelatihan yang cukup keras membuat Jeff melupakan hal-hal negatif. Selain itu Jeff coba mengikuti banyak seminar dan mengunjungi event atau eksebisisi-eksebisi untuk memanfaatkan waktu luang.

Beberapa waktu kemudian akhirnya Jeff bisa masuk juga ke jurusan komunikasi di perguruan tinggi negeri. Kuliah di 2 tempat membuatnya cukup sibuk dalam membagi waktu. Karena itu pula pikiran-pikiran ke arah negatif menjadi terabaikan. Karena ada hubungannya dengan mata kuliah, Jeff juga menekuni hobi fotografi.Ternyata hobi yang posistif juga membawa Jeff ke hal-hal yang positif pula.

Meninggalkan pil koplo sebenarnya cukup mudah. Asalkan ada niat yang kuat dari dasar hati. Kesulitannya adalah ketika dihadapkan pada keharusan meninggalkan teman. Sungguh berat sekali rasanya. Jeff melihat ada banyak teman dan orang-orang yang juga mampu melepaskan diri dari ketergantungan terhadap obat-obatan.

Tetapi bagaimanapun pengaruh buruk dari pil koplo juga harus Jeff terima walaupun bukan menjadi pemakai lagi. Efek buruknya adalah menjadi agak pelupaan. Ingatan menjadi tidak setajam dahulu. Makanya nilai kuliah menjadi rata-rata saja. Padahal sejak SD sampai SMA Jeff selalu berprestasi.

Jeff cukup beruntung bisa cepat-cepat berhenti. Beberapa temannya merasakan efek yang buruk seperti gagap dalam berbicara. Ada pula yang harus mengalami kerusakan hati/liver karena dulu mengkonsumsi obat-obatan dipadu dengan minuman alkohol.

Bebas dari obat-obatan menjadi sebuah anugerah tersendiri. Cinta dan juga kasih sayang orangtua dan keluarga adalah pembebas. Itulah masa lalu yang tidak perlu disesali. Itu salah satu pengalaman yang bisa kita ambil sisi positifnya. Akhirnya Jeff jadi punya gambaran utuh bagaimana kehidupan dan liku-liku tentang pil koplo yang tentu berguna bagi masa depan anaknya nantinya.

Begitulah pengalaman seorang teman bersama pil koplo. Pil yang bisa membuat orang menjadi koplo pada saat memakainya dan jadi rada koplo walaupun tidak lagi mengkonsumsinya. Menjadi koplo alias bodoh karena merusak otak dan organ tubuh yang lain. Bagi anak-anak muda yang ingin mencoba lebih baik jangan. Tidak ada manfaatnya walaupun hanya sebagai pelarian. Beruntung bahwa teman saya dulu tidak pernah tertangkap polisi. Jika sempat tertangkap oleh pihak berwajib pasti akan merusak masa depannya. Bagi mereka yang saat ini menjadi pengguna lebih baik akhiri. Sayangi diri dan juga keluarga daripada sesal baru datang ketika semua sudah terlambat.

Carilah kegiatan yang positif dan bermanfaat. Hidup ini cuma sekali, janganlah kita sia-siakan hanya karena mencari kenikmatan sesaat. Jika memang ingin berubah pasti bisa. Dekatkan diri pada Tuhan dan mintalah untuk disembuhkan, dan pasti akan diberi jalan terbaik.

Demikianlah sedikit pengalaman teman yang dibagikan buat kita semoga bermanfaat. ****

Apapun nama dan istilahnya Badan Narkotika Nasional harus terus memberantas peredaran pil koplo. Indonesia harus bebas narkoba. Masa depan bangsa dipertaruhkan. Jangan sampai generasi muda Indonesia menjadi ‘koplo’ dibuatnya. Memang tidaklah semudah membalikan telapak tangan untuk memberantasnya. Peran serta aktif dari keluarga, teman dan sekolah sangat berguna bagi mereka yang sedang dalam ketergantungan. Janganlah membenci atau menjauh dari mereka. Mereka butuh perhatian dan kasih sayang dari kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun