Mohon tunggu...
Afriska Ambarita
Afriska Ambarita Mohon Tunggu... Administrasi - Senang membaca dan suka menulis

Female, senang baca, sedang belajar menulis dan mengungkapkan isi hati...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sendiri atau Berpasangan, Kadang Itu Adalah Pilihan

17 Mei 2014   18:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sendiri atau berpasangan, kadang adalah pilihan

Konon katanya, zaman dulu setiap orang harus berpasangan. Kalau sudah cukup umur tapi masih sendiri, maka orang tua turut serta mencarikan pasangan buat anak atau anggota keluarganya. Maka tidak heran sudah ada novel dan cerita “Siti Nurbaya” atau cerita sejenis yang menceritakan tentang perjodohan, bahkan banyak diantaranya malah menjadi penyesalan. Walaupun banyak juga orang tua yang tidak pernah bertemu sebelumnya, begitu dikenalkan langsung menikah, tapi tetap langgeng sampai kakek nenek.

Seiring perkembangan zaman, sudah tidak aneh lagi melihat orang yang tetap sendiri bahkan diusia yang tak lagi muda. Ada banyak alasan ketika seseorang tidak juga menunjukkan atau mencari pasangan. Ada yang memang memilih untuk sendiri dengan alasan demi karir, trauma, peraturan agama atau alasan lainnya. Kitalah yang menentukan akan tetap sendiri atau menjalani hidup dengan berpasangan.

Atau memang ada yang sengaja sendiri sebelum benar-benar bertemu dengan pasangan yang dirasa mampu menyeimbangkan hidupnya. Walaupun banyak juga orang yang mengatakan bahwa menjadi jomblo itu sesuatu yang tidak enak, kesepian dan banyak perkataan lainnya yang bernada negatif. Ada jugayang menanggapi positif dengan mengatakan sendiri itu bebas, tidak terikat, mandiri dan kata-kata penghiburan lainnya.

Selain dari pasangan ada banyak cinta dalam hidup ini, dari teman, dari keluarga dan orang-orang sekitar kita. Tebarkan dan nikmatilah cinta yang tidak mengharapkan apa-apa. Daripada berjalan dengan orang yang salah, yang malah membawa penyesalan dengan seribu tanya kenapa mau menjalin cinta dengan si dia. Jangan karena malu atau tuntutanorang lain, lalu kita memutuskan untuk menerima siapa saja.

Selama masih sendiri, coba kita persiapkan diri dengan baik, termasuk mempersiapkan mental. Karena tidak ada orang yang benar-benar bertemu dengan yang cocok, sedikit banyak pasti ada perbedaan. Bagaimana kita bersikap apabila menemukan perbedaan-perbedaan tersebut dan bagaimana menyelesaikan setiap masalah yang muncul.

Apapun alasannya semoga setiap orang dapat berbahagia dengan kehidupannya saat ini. Yang sudah mempunyai pasangan semoga akur-akur, yang sudah berkeluarga semoga selalu langgeng dan yang masih menunggu semoga menemukan yang terbaik. Dan yang memilih untuk sendiri, semoga menemukan banyak cinta dari sesama.

Tulisan ini terinspirasi dari keluarga Mudasiana : Mba Aryani Na, Teh Lilih Wilda, Ervyanti, Artika, Syilla, Mas Agus, Obi dan Mas Ito. Eh satu lagi Auda juga :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun