Time to let the world know. My next destination is Manchester United #iamcoming
Begitulah kira – kira kalimat yang menjadi postingan Ibrahimovic melalui akun Instagramnya semalam. Lewat jejaring sosial media pribadi miliknya, Ibra menjawab rumor yang selama ini beredar mengenai kepastian masa depannya setelah tidak lagi bersama dengan Paris Saint – German. Berita ini langsung menyebar begitu cepat dan tentunya disambut dengan gembira oleh Fans MU, tidak terkecuali saya!
Kedatangan Ibrahimovic tak lepas dari peran Jose Mourinho. Keberadaan Mou di kursi manager MU membuat Ibra tak perlu pikir panjang untuk bekerja sama kembali dengan The Special One. Lain halnya bila MU masih ditangani oleh Louis van Gaal, rasanya Ibra belum tentu berseragam Setan Merah musim 2016 / 2017.
Mengulang Kisah Falcao
Datang sebagai manajer baru ke United, LvG menjanjikan sebuah permainan menyerang ala Total Football milik Belanda. Apalagi sebelum membesut United, van Gaal mampu memberikan permainan atraktif melalui permainan Timnas Belanda selama FIFA World Cup 2014. Mengalahkan juara bertahan Spanyol dengan skor 5 -1 dan menjungkirkan tim tuan rumah Brazil 3 – 0, LvG sangat menjanjikan bagi MU.
Untuk mewujudkannya sang meneer meminjam Radamel Falcao dari AS Monaco di musim pertama melatih. Lalu akhir ceritanya? Top skorer Europa League musim 2011/2012 ini hanya mampu mencetak 4 gol selama berseragam United! Bahkan jumlah gol Falcao mampu disamai oleh seorang bek tengah MU, Chris Smalling! Sungguh menyedihkan
Kedatangan Ibrahimovic pun bisa jadi mengulangi cerita Falcao. Faktor pertama yang bisa menyebabkan hal ini ialah usia. Ibrahimovic dan Falcao datang di usia yang tidak lagi muda (di atas 27 tahun). Bisa jadi faktor usia ini memengaruhi penampilan Ibra saat menjalani laga – laga keras di MU. Faktor kedua adalah musim 2016/2017 merupakan pengalaman pertama Ibrahimovic main di Premier League. Atmosfer Premier League yang belum pernah sama sekali dirasakan Ibra bisa saja membuat Ibra gagal beradaptasi seperti Falcao.
Kurangnya gelandang kreatif menjadi faktor terakhir yang mungkin membuat Ibra gagal menjelma menjadi striker tajam Premier League. Saat ini pemain yang diharapkan mampu mengkreasikan umpan hanyalah Mata. Lain halnya bila dibandingkan dengan gelandang PSG seperti Pastore, Lucas Moura dan Angel Di Maria yang siap melayani Ibracadabra melalui kreasi serangan mereka.
Kepastian Ibrahimovic bermarkas di Old Trafford memunculkan satu harapan bagi United fans. Menjadikan MU kembali garang dan ditakuti lawan sangat diharapkan oleh fans MU saat ini atau saya bisa sebutkan ini sebagai kerinduan fans MU yang belum terobati selepas ditinggal Fergie pensiun. Lalu apakah transfer Ibra bisa membuat MU kembali garang?
Kehadiran Jose Mourinho sebagai manager MU menjadi salah satu faktor untuk mewujudkan hal ini. Mou yang pernah melatih Ibra selama di Inter diharapkan mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya selama berseragam MU. Faktor lainnya ialah sudah terbiasanya MU bermain dengan striker tunggal. Formasi 4-2-3-1 yang diterapkan dalam beberapa selama 2016 sudah membuat MU terbiasa memainkan satu striker saja sebagai goal gather.
