Sudah hampir 16 tahun menjadi planter atau pekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit dan pernah bekerja di 8 provinsi di Indonesia, hal yang tersulit dalam pembangunan kebun adalah permasalahan sosial yang kompleks karena industri perkebunan kelapa sawit padat karya, memerlukan areal yang luas dan berhubungan dengan masyarakat pemilik lahan maupun masyarakat adat. Baru-baru ini saya mendapat info baik foto dan video dimana perusahaan tempat saya bekerja pada tahun 2020 kantor kebun di bakar massa yang info ya tidak terima ada oknum warga yang maling buah di bawa ke kantor polisi.
Dan salah satu alasan saya keluar atau resign kerja dari tempat tersebut di karenakan saat patroli kebun memergoki oknum masyarakat maling buah dan truk nya namun tiba-tiba muncul sekitar 20 orang membawa senjata mengeroyok dan memukul saya dan tim dan sempat bentrok fisk akhirnya kami melarikan diri untuk menyelamatkan jiwa dan sejak kejadian itu saya dan tim kebun selalu di intimidasi dan di ancam untuk di bunuh.
banyak cerita sejenis dari para planter atau staff-staff perkebunan yang mengalami konflik-konflik sosial, baik itu permasalahan tanah,pembagian hasil kerja atau tuntutan lainnya bahkan ada yang di sekap dan ada juga yang cacat fisik karena kena senjata tajam akibat konflik.
Namun dengan segala permasalahan sosial yang kompleks, saya pernah kerja hampir 5 tahun pada suatu perusahaan yang hampir tidak ada konflik sosial yang berat semua bisa di selesaikan secara baik. Ada beberapa hal sebenarnya yang saya perhatikan harus di jalankan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk meminimalisir permasalahan sosial :
1. Komitmen yang kuat untuk mensejahterakan masyarakat sekitar
Dalam menjalan awal pembangunan kebun harus di bangun komitmen yang kuat antara pemerintah setempata dan masyarakat sekitar perkebunan.
Masyarakat sekitar kebun sejak awal harus di libatkan untuk berkonstribusi dalam pembangunan awal kebun sehingga memperoleh manfaat secara ekonomi dan yang paling penting komitmen untuk membuatkan kebun plasma atau kemitraan minimal 20 % dari areal yang di buka agar masyarakat merasa bagian dari perusahaan dan pengelolaan kebun plasma dan kemitraan dibangun dengan secara transparan dan profesional.
2. Membangun komunikasi yang baik
Perusahaan harus mampu membangun komunikasi yang baik terutama terhadap tokoh -tokoh masyarakat, adat dan agama agar jika ada suatu saat ada permasalahan para tokoh dapat menjadi penengah atau pemberi solusi karenakan masyarakat pada umumnya sangat patuh dan mau mendengar saran-saran dari tokoh masyarakat.