Mohon tunggu...
Anisha Sudirman
Anisha Sudirman Mohon Tunggu... -

I was born in Central of Java, I'm married and I have 1 daughter.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah Valentine yg Paling Menyakitkan (Berbagi Suami II)

15 Februari 2012   08:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:37 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini hari pernikahan suamiku. Dia menelponku untuk mengatakan itu, dan dia berpesan agar aku mendo'akannya. Dia berpesan agar aku bs berlapang hati menerima kenyataan kalau aku hrs membagi suamiku,cinta,kasih sayang dan segala yg sebelumnya utuh untukku. Hancurnya hati dan perasaanku hanya Allah yg tau, bersama airmata yg mewakili sakit ini. Andai kumampu pasti kan kuhalangi pernikahan suamiku dg perempuan itu. Aku benar2 blm bisa membagi cintanya. Saakiiiiittttttt ya...Allah. Nggak ada yg bisa kulakukan untuk menghalangi pernikahan mereka di negara suamiku. Jauhnya jarak diantara kami tak mungkin kutempuh semudah itu.

Aku nggak tau apa rencana Tuhanku di hadapan nanti. Kuatkah aku menjalani kenyataan hidup yg tak berpihak padaku. Adakah sesuatu yg baik dibalik semua ini. Haruskah aku teruskan rumah tangga yg membuatku terluka. Bagaimana aku mampu mengobati sakit ini. Mungkin aku tak berhak memiliki rumah tangga yg utuh. Ataukah aku harus mengakhiri pelayaranku bersama suamiku. Ternyata luka yg dia toreh jauh lebih dalam di bekas luka dari suami pertamaku yg sudah kering, Hati ini tak kuasa menahan semua perih ini. Sa'at aku coba menceritakan kenyataan pahit ini ke keluargaku, Ibuku hanya bisa menangis bersamaku tanpa tau apa yg harus dia lakukan untuk menghiburku.

Semua sudah terlanjur, nasi sudah menjadi bubur, dan bagaimanapun tak inginnya aku menelan bubur itu aku harus mau, sepahit apapun. Ibuku bilang "...ikuti kata hati kecilmu....." tapi aku sendiri nggak tau apa kata hati kecilku, apa yg ku mau. Aku nggak bisa memilih jalan mana yg bisa kuikuti. Hanya sakit dan perih seperti tertusuk jarum banyak , tapi dimana, nggak ada yg berdarah. Aku menangis merasakan sakit yg luar biasa tanpa ada luka yg nampak di sekujur tubuhku. Aku merasa lemas, hanya duduk didepan kompasiana sambil pikiranku melayang layang tak tau arah.

Hanya Ibuku berpesan "....bertahanlah selagi kamu merasa sanggup untuk menjalani sakit ini, tapi kalau kamu merasa tak kuat lagi mempertahankan rumah tanggamu, InsyaAllah ada yg lebih bisa membahagiakanmu...".

Bingung,sedih,sakit,perih,semua perasaan yg nggak karuan meracuni hati dan fikiranku saat ini. Kenyataan ini begitu pahit kutelan,melebihi pahitnya buah atau apa yg paling pahit.

Aku baca kisah2 kompasiana banyak ttg valentine,dari situ aku sadar sakit ini hadiah valentine yg sangaaaaatt menyakitkan sepanjang aku bernafas di muka bumi. Orang lain mungkin berbagi cokelat, berbagi kasih sayang, berbagi hadiah,atau apa, tapi aku harus membagi suamiku dg perempuan lain.

Mungkin sedikit sekali wanita di dunia yg mau dimadu, atau mungkin hanya karena terpaksa seperti aku. Aku malu kalau harus gagal lagi membina rumah tanggaku. Apa kata orang 2 kali gagal berumah tangga, ini baru setahun berumah tangga sudah hancur.

Ya Allah,beri aku kekuatan menjalani takdirMU. Semua ini dariMU,dan harus kukembalikan padaMU. Andai ini bagian dari rencanaMU, mungkin ada sesuatu yg indah di depan sakit ini. Aku pasrahkan semua keputusan haanya padaMU yaa Allah. aaammmmiiiinnnn.....

Ini yg kualami hari ini. Bukan cerita kosong, tapi curahan hati uyg sedang hancur berantakan.

anisha-semarang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun