Pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penumpang pesawat di Indonesia mencapai angka 80 juta, naik cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Memasuki semester kedua 2016, angka ini diperkirakan akan terus melonjak seiring pembenahan fasilitas dan penambahan kapasitas di beberapa bandara utama di Tanah Air.
Meski sempat terpukul oleh nilai tukar rupiah yang semakin mengkhawatirkan terhadap dolar Amerika, beberapa maskapai penerbangan dalam negeri terus menambah jumlah armada. Pesawat-pesawat dengan berbagai ukuran yang terus berdatangan dari Seattle (Boeing) dan Toulouse (Airbus)menegaskan satu hal: pasar di Indonesia sangat potensial.
Angka kemiskinan yang terus mengganjal laporan prestasi pemerintah adalah satu hal dan pertumbuhan kelas menengah urban dengan tingkat penghasilan yang memungkinkan mereka untuk bermobilisasi dengan frekuensi tinggi adalah hal lain yang tidak bisa dibantah. Bahwa industri penerbangan adalah lahan basah untuk terus melakukan ekspansi bisnis secara masif.
Baiklah, kita kembali ke rancangan awal: membicarakan tipe-tipe penumpang dan mengira-ngira obat atau minuman apa yang telah mereka konsumsi serta (tidak lupa) - tentu saja - memberikan saran mengenai obat/minuman yang seharusnya mereka konsumsi sebelum memutuskan bepergian dengan pesawat udara. 80 juta lebih penumpang hadir dengan keunikan mereka masing-masing, yang kadang meninggalkan tanda tanya dan kesan yang tak bisa dijelaskan.
1. Penumpang Antim*
Seperti yang mungkin bisa Anda tebak, penumpang jenis ini biasanya akan 'mual duluan' bahkan sebelum boarding. Jika bepergian dengan kerabat atau teman tentu saja mereka akan 'dilengkapi' dengan senjata keramat: kantong kresek untuk menampung 'sisa-sarapan-nasi-uduk' yang belum sempat dicerna kalau-kalau ia jackpot tiba-tiba. Di Indonesia penumpang seperti ini aduhai banyak sekali.
2. Penumpang p*lkita
Satu ransel di punggung; tangan kanan menyeret koper, tangan kiri menenteng tas kain, di bahunya tersampir tas kecil yang mungkin berisi dompet, ponsel dan pernak-pernik lainnya. Kuat sekali penumpang kita ini. Tapi ia tak sadar kalau barang bawaannya akan mengurangi jatah tempat bagasi bagi penumpang lain.
3. Penumang hormov**on
Matanya kemana-mana. Lirik kiri-kanan. Pramugari lewat ia akan bersuit, menarik perhatian dengan berbagai cara. Ditanya mau makan apa ia akan menjawab, "Mba manis sekali" atau "Melihat mba aja saya udah kenyang". Eww, gross! Mereka juga akan dengan berani meminta nomor telefon awak kabin, atau meninggalkan nomor telfon di kertas saran, berharap pramugari/pramugara menghubungi mereka.
4. Penumpang tolak ang**
Seno Gumira Ajidarma dalam buku "Tiada Ojek di Paris" menulis bahwa dulu penumpang pesawat udara identik dengan 'aroma wangi parfum' dan orang-orang melek gaya dan fashion. Beda cerita kalau hari ini. Kena AC pesawat, penumpang jenis ini langsung menggigil kedinginan, minta selimut. Begitu sistem pengatur suhu di pesawat diset ke temperatur normal, mereka akan merasa gerah dan mengatakan bahwa pesawatnya sudah harus diganti. Ampun dah!
5. Penumpang bod**x
Datang berombongan, lalu duduk sesuka hati. Ditanya boarding pass, jawabnya lain. Penumpang jenis ini berpikir kalau Anda terbang berombongan Anda bisa duduk sesuka hati, dan tak usah hiraukan penumpang lain. Selama penerbangan akan bercanda, tertawa dan bahkan berteriak-teriak keras. Tidak hanya membuat penumpag lain pusing, mereka juga membuat awak kabin puyeng.
6. Penumpang curcuma pl**
Makanan di pesawat sudah disediakan berdasarkan jumlah penumpang yang naik. Paling kalau lebih cuma 1 atau 2. Namun ada penumpang yang sepertinya sangat lapar atau memang memiliki selera makan yang tinggi. Mereka tak akan malu minta makanan ekstra ke awak kabin. Minuman pun bisa 3 sampai 5 gelas.
7. Penumpang Pil KB
Satu keluarga besar. Masing-masing dengan kerempongan tersendiri. Sering tukar-tukar tempat duduk selama penerbangan. Mengobrol sambil berdiri di aisle pesawat. Tak jarang juga berantem. Saling lempar majalah. Pengen dilayani layaknya mereka telah membeli pesawat pribadi.