Dengan hayal yang masih kabur
Tertanam dalam benak terdalam
Hayalku,anganku
Mimpiku tak berbanding lurus denganmu
emak.
Kini tekad emak
kelak emak bahagia
Bekal hanya karena Allah
Ilmu kudatangi di setiap gedung
Menamakan diri universitas
emak ingin aku berbaju hijau
Akan banggalah luar biasa
Hanya itu baju hijau
Tidak wartawan
Tidak sutradara
Tidak pula sastrawan
Lalu inginku harus ingin emak,bukan
paksaan,bukan
pula pilihan.
Ini tentang abdi,demi
ridhamu emak,demi
bahagiamu kan kusujud diantara sunyi malam
Meminta ridha kuasa
Ku ikhlas demi emak
Ku mohon ridha Allah
Kulakukan demi emak,
Kan kutuntut ilmu hanya karena Allah
Lalu kujadikan jaminan baju hijau.
Bertahun-tahun kukejar baju hijau
Bak layanng-layang
Hingga berlanjut kukejar dalam mimpi kaburku.
Kudapat kuraih!
Kucium kuusap haru,
Kau pun terharu emak sayang
Kau menangis mengusap rambutku
Satu persatu uban tersembunyi
Lalu akupun histeris putus asa
Lagi-lagi mimpi
Nyatanya baju hijau mahal emak,
Di sekolah milik para baju hijau
Ku tukar lima petak sawah
Aku harus memberi permen
Urusan lancar dengan manisnya
pun bisa gali ilmu didalamnya,
Terpusatkah fikirku gali ilmu
Atau
Fikirku akan lima petak sawah
Melayang sekejap mata,
Di instansi penerima calon pemakai baju hijau
Ku tukar lima petak sawah
Kini emaktersenyum
Nyatanya ini bukan mimpi lagi
Ini mimpi terwujud
Kini kau memelukku erat,
Aku peluk kau kecut
diantara tulang rapuhmu
Dikantor satu dua baju hijau
Siasat menyiasati
Tambal sana tambal sini
Salam tempel sana
Salam tempel sini
Berfikir keras,
Bagaimana mengembalikan modal
Petak tanah,berekor sapi, rumah .
Modal baju hijau
Begitu pula denganku,
Anakmu emak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H