Setiap petani selalu melakukan persemaian dalam jumlah yang besar, dengan alasan takut kurang. Namun apabila diakumulasikan seluruh benih yang dilebihkan dalam satu wilayah saja sudah bernilai ratusan kilo. Bisa dibayangkan jumlah benih yang terbuang sia-sia ditingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan seterusnya. Oleh karena itu perlu diberi pemahaman kepada petani cara menghitung kebutuhan benih.
Sebelum membahas rumus perhitungan kebutuhan benih sebaiknya kita mengetahui komponen budidaya yang berkaitan dengan kebutuhan benih, yaitu :
Benih
Hal penting yang diperlukan untuk perhitungan kebutuhan benih adalah informasi berat 1000 benih. Untuk mendapatkannya bisa dengan menghitung dan menimbang berat 1000 benih.Jika tidak ada timbangan untuk menimbang benih, bisa dengan pendekatan jumlah benih dalam kemasan, kemudian kita bisa hitung berat (gram) dari 1000 benih tersebut.Informasi jumlah benih terkadang ada di keterangan kemasan, namun jika tidak ada maka terpaksa kita harus menghitung jumlah benih per kemasan secara manual.
Luas Lahan
Informasi luas tanam diperlukan karena penanaman akan dilakukan diatas bidang yang akan dibagi dengan jarak tanam. Hasil pembagian akhirnya berupa jumlah populasi tanaman.Ukuran luas tanam di berbagai daerah mempunyai perbedaan, terutama dalam istilah satuan dan ukurannya sendiri. Apapun istilah dan satuan yang digunakan, satuan lokal tersebut perlu dikonversi ke dalam ukuran standar, seperti meter persegi atau hektar.
Jarak Tanam
Penggunaan jarak tanam untuk mengetahui jumlah populasi tanaman atau jumlah titik tanam dalam suatu luasan. Jarak tanam yang teratur dapat mempermudah proses budidaya, seperti pemupukan, pembersihan gulma, penyemprotan hingga pemanenan.Jarak tanam tanpa ukuran yang tetap atau standar, bisa menyebabkan kebutuhan benih berbeda dalam setiap penanaman. Jarak tanam merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya. Penanaman dengan jarak tanam terlalu rapat berisiko rentan terhadap serangan penyakit, karena populasi padat menyebabkan kelembaban meningkat. Sedangkan jika jarak tanam terlalu renggang maka produktivitasnya kurang optimal. Oleh sebab itu kita perlu mengetahui jarak tanam.
Daya Tumbuh
Setiap varietas tanaman yang dikemas secara komersial pasti mempunyai informasi daya tumbuh dengan satuan %. Dalam perhitungan kebutuhan benih, informasi nilai daya tumbuh untuk memastikan jumlah benih yang dapat tumbuh ketika ditanam. Informasi tersebut juga sekaligus untuk menentukan jumlah benih yang diperlukan untuk penyulaman.
Â
Berikut Rumus Menghitung Kebutuhan Benih :
(Luas lahan / jarak tanam) x (100/daya tumbuh) x jumlah tan per lubang x (berat 1000 benih/1000)
Untuk menghitung kebutuhan benih padi per hektar ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut adalah jarak tanam, berat 1000 butir, jumlah bibit/tancap. Setelah itu dikurangi daya tumbuh dan hama yang biasa menyerang bibit padi. Berarti bila penerapan sistem tanam jajar legowo, tergantung jarak tanam dan jajar legowo yang digunakan.Bila jarak tanam 25 x 25 cm, maka jumlah populasinya adalah = (10.000/25) X (10.000/25) = 160.000 populasi. Penamabahan jarwo 2:1 = 160.000 x 33,3% = 53.280 rumpun. Berarti jumlah rumpun jarwo 2:1 dengan jarak tanam 25 X 25 cm adalah :(160.000 + 53.280) populasi = 213.280 populasi. Bila ditanam 2 biji per tancap maka kebutuhan benih = 213.280 X 2 bibit = 426.560 Bila rata-rata 1.000 butir benih beratnya 27 gr maka kebutuhan benih adalah 426.560/1.000 X 27 gr = 11.517 g = 11,517 kg Benih yang perlu disediakan oleh petani maksimal 15 kg.
Dengan demikian, dapat diambil Kesimpulan bahwa :
- Untuk menghitung kebutuhan benih maka harus dilihat jumlah tancap per rumpun dan jarak tanam yang digunakan
- Untuk populasi per ha menggunakan rumus :
      (10.000/jarak tanam) X (10.000/jarak tanam)
- Untuk penggunaan sistem jajar legowo menggunakan rumus 100% X 1 : (1 + jumlah legowo).
- Kebutuhan benih per ha menggunakan rumus : Populasi /1.000 X berat 1.000 butir benih. Jumlah benih lebih banyak. itu baru perhitungan jumlah bibit (benih) yang ada di sawah. Bila dalam 25 kg itu, daya tumbuhnhya 90 % saja maka ada 10 % yanga tak tumbuh. Itu artinya ada 2,5 kg yang tak tumbuh. Belum lagi, ada hama seperti tikus, burung, keong dll kita perhitungkan maka bisa 3,5 kg habis dimakan mereka. Total yang hilang 6 kg. Artinya bila petani menanam dengan jarak tanam 22 x 22 cm dalam 1 ha (25 kg) itu ada sisa benih = 25 kg -- (18,4 + 6) kg = 0,6 kg ( jarak tanam ini yang mendekati rekomendasi dari Kementerian Pertanian)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H