Mohon tunggu...
Afrilia DiniantiPutri
Afrilia DiniantiPutri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas Pamulang

Hallo, dengan Afrilia disini!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Sebab dan Dampak Bullying dalam Lingkungan Sekolah

12 Maret 2023   23:36 Diperbarui: 12 Maret 2023   23:40 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bullying merupakan suatu kalimat yang memiliki arti perundungan, atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mengganggu atau membuat susah.  Bullying merupakan tindak kekerasan yang dapat dilakukan baik secara verbal ataupun non verbal yang dapat mengganggu sikis seseorang. Buliying dalam bentuk verbal biasanya dilakukan dengan pelontaran kalimat atau perkataan kasar yang melewati batas. 

Sedangkan bullying dalam bentuk non verbal biasanya tidak lewat perkataan, tetapi lewat tindakan atau perbuatan yang tidak menyenangkan, seperti melihat dengan sinis, merendahkan dengan tindakan atau bahkan sampai bertintak yang mengancam keselamatan korban.

Bullying yang terjadi dalam lingkungan sekolah biasanya terjadi antar siswa, baik yang satu kelas ataupun yang beda kelas. Baik dalam satu organisasi atau beda organisasi. 

Baik salam satu ekstrakulikuler ataupun beda ekstrakulikuler. Biasanya, siswa yang melalukan tindak bullying terhadap siswa  lain (korban) merupakan siswa yang merasa bahwa dirinya hebat, atau bisa jadi siswa tersebut haya berniat untuk bercanda namun candaannya melewati batas, dan banyak faktor-faktor lain yang dapat membuat siswa menjadi seorang pembully.

Jika dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda, dapat dilihat bahwasanya peran orang tua dan keluarga sangatlah penting bagi perkembangan anak. Anak yang dirumahnya mendapatkan perhatian yang cukup dari kedua orang tua akan dapat lebih fokus belajar dan aktif berinteraksi dengan teman sebayanya akan lebih mudah untuk diberi pemahaman terkait sikap dan karakter. 

Sedangkan anak yang kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya akan cenderung tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan tidak memiliki rasa empati, sehingga anak tersebut akan lebih cenderung melakukan hal negatif berupa bullying kepada teman sebayanya dengan tujuan agar mereka mendapatkan  kepuasan dalam dirinya. 

Untuk seorang anak yang merasa kurang perhatian dari lingkungan keluarganya, mereka cenderung akan lebih puas setelah melakukan tindak pembullyian karena dengan begitu mereka mendapat perhatian dari teman sebaya, siswa lain, atau bahkan para guru yang ada di sekolah walaupun hal tersebut berdampak negatif kedepannya.

Siswa yang menjadi seorang pembully harus mendapatkan bimbingan yang tepat, baik dari wali kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan koseling, dan yang paling penting adalah orang tua. Karena jika tidak ditangani dengan baik, maka akan berdampak negatif kedepannya yang akan menimbulkan semakin banyak korban.  Hal ini juga dilakukan untuk meminimalisisr adanya keinginan siswa yang lainnya untuk menjadi pembully.

Siswa yang menjadi korban bullying biasanya akan lebih tidak percaya diri dan akan merasa takut atau minder dalam lingkup sosial, siswa yang mentalnya tidak kuat, mereka akan lebih memilih untuk mengasingkan dirinya dari teman-teman sebayanya. Dalam hal kegiatan belajar mengajar, siswa juga cenderung akan lebih malas dan tidak minat untuk mengikuti pembelajaran. 

Selain itu, siswa yang menjadi korban bullying pasti akan memiliki gangguan tidur atau bahkan memiliki niat untuk bunuh diri karena merasa tidak ada yang peduli dan tidak ada yang sayang padanya. Oelh sebab itu, orang tua dan guru harus dapat lebih perhatian kepada siswa agar mereka dapat mengungkapkan perasaannya dan tidak segan untuk meminta bantuan atau pertolongan saat kesulitan ataupun mendapat gangguan dari teman sebayanya yang membuat siswa tidak nyaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun