Mohon tunggu...
Afrilando
Afrilando Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Jurnalis Kampus

Mahasiswa Imu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Penggunaan Teknologi terhadap Penanganan Dampak Covid-19

23 Januari 2021   22:17 Diperbarui: 23 Januari 2021   22:22 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Coronavirus Disease (COVID-19) memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap seluruh sektor kehidupan masyarakat. COVID-19 sebagai virus yang menyerang sistem pernapasan manusia sehingga memiliki tingkat kecepatan penyebaran yang tinggi. Virus ini mudah menginfeksi melalui droplet seperti batuk, bersin, atau melalui interaksi. COVID-19 dideklarasikan sebagai pandemi global oleh World Health Organization (WHO) dengan kasus terkonfirmasi sebesar 2000 pasien dengan tingkat kematian 800 pasien dalam 160 negara pada 30 Januari 2020 (Cucinotta & Vanelli, 2020). Penyebaran COVID-19, pada 05 Oktober 2020 kasus baru terkonfirmasi secara global sebesar 34.804.348 pasien positif dengan jumlah peningkatan dalam kurun waktu 24 jam sebesar 304.433 pasien positif dan 1.030.738 dengan 5000 kematian dalam waktu 24 jam akibat COVID-19  (WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard |, 2020).

Coronavirusdisease (COVID-19) membawa dampak yang sangat besar pada kesehatan publik yang berimplikasi domino pada sektor ekonomi, sosial, dan politik. Hal ini menyebabkan beberapa negara di dunia menerapkan kebijakan Lockdown sebagai upaya menekan kasus terkonfirmasi COVID-19. Lockdown yang di maksudkan adalah melakukan kegiatan pembatasan secara ketat terhadap segala aktivitas sosial, politik, ekonomi, keagamaan, atau aktivitas dengan melibatkan banyak orang.  Dalam memutus penyebaran infeksi COVID-19, beberapa Negara memutuskan untuk menerapkan kebijakan Lockdown misalnya di China dan Eropa, sedangkan Indonesia memilih untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti yang diterapkan Taiwan (Handayanto & Herlawati, 2020). Secara tidak langsung, dengan adanya pandemi COVID-19 mengubah kehidupan masyarakat secara fundamental. Kebijakan pembatasan sosial/ lockdown dengan menghentikan seluruh aktivitas sosial, bisnis, sekolah dan kegiatan pelayanan publik lainnya, sehingga alternatif lain dalam meminimalisir dampak tersebut dengan mengintegrasikan teknologi. Tingginya kasus terkonfirmasi COVID-19 yang tidak terkendali ini menyebabkan multiple effect pada masyarakat.

Pandemi COVID-19 menimbulkan dampak berganda atau multiple effect pada seluruh sektor kehidupan masyarakat. Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan lumpuhnya aktivitas masyarakat pada sektor sosial yang kemudian berdampak pada sektor ekonomi dan lainnya. Dalam kondisi seperti ini penggunaan teknologi dalam penanganan dampak COVID-19 memiliki peranan yang sangat penting. Ketika Lockdown diterapkan di sebuah negara artinya segala aktivitas sosial, pendidikan, bisnis, pemerintahan, ekonomi, dan lainnya harus dikerjakan dari rumah (Work from Home) sehingga penggunaan teknologi disini sangat diperlukan.

Penggunaaan teknologi menjadi faktor yang sangat dominan dalam meminimalisir dampak COVID-19. Salah satu contoh negara yang menggunakan teknologi dengan baik dalam menghentikan pandemi COVID-19 adalah China.  Peran dominan teknologi dan informasi ini membantu pemerintah suatu negara dalam mengendalikan dampak yang ditimbulkan akibat COVID-19. Kegunaan dari teknologi ini mampu memberikan diagnosa terhadap pasien dengan gejala COVID-19. Kanada adalah salah satu contoh negara yang berhasil menerapkan teknologi berupa Bluebot yang dapat mendeteksi dengan analitik data yang canggih serta kecerdasan buatan. Fungsi teknologi yang dikembangkan di Kanada ini mampu untuk melacak serta mengantisipasi resiko penyakit menular. Selain itu penggunaan teknologi informasi ini juga memberikan kemudahan dalam keterbukaan data terkait dengan peta persebaran kasus terkonfirmasi COVID-19. Di China, pemerintah menggunakan program peta dalam penelusuran perjalanan dengan tujuan untuk menghindari daerah yang terkena virus COVID-19. Begitupula di Indonesia menggunakan teknologi yang sama dengan China dalam mengetahui daerah persebaran kasus terinfeksi COVID-19. Pemetaan tersebut berdasarkan geografis, sehingga pengguna dapat mengetahui dengan pasti jarak lokasi mereka dengan orang yang terinfeksi kasus COVID-19. Dengan kemudahan teknologi informasi ini membantu masyarakat bahkan pemerintah dalam penanganan dampak COVID-19.

Dalam sektor pemerintahan, pemerintah di uji kesiapannya dalam mengintegrasikan ICT (Information, Communication, Technology). Pemerintah harus siap dengan ingtegrasi E-Government dalam memberikan pelayanan publik dan penyebaran informasi melalui website, platform media sosial, atau aplikasi terkait. Misalnya di Kota Yogyakarta, pemerintah Kota Yogyakarta menintegrasikan aplikasi Jogja Smart Service dengan website jogjakota.go.id dalam memudahkan pelayanan publik dan keterbukaan informasi kepada masyarakat. Dengan mengakses Jogja Smart Service atau website jogjakota.go,id masyarakat dapat mendapat informasi dan pelayanan publik. Aplikasi Jogja Smart Service memiliki lima layanan diantaranya (1) Informasi serta Pengaduan; (2) Layanan Data dan Informasi; (3) Mitra Pemerintah Kota; (4) Layanan Umum; (5) Kedaruratan (Wardhani, 2020). Aplikasi ini dibuat untuk membantu mempermudah akses informasi dan pelayanan masyarakat sehingga menjadi efektif dan efisien. Selain itu pelayanan terintegrasi melalui teknologi di kota Yogyakarta juga tersedia melalui website jogjakota.go.id sebagai pelayanan dan informasi kepada masyarakat kota Yogyakarta. Dimana website tersebut bersinergi dan terintegrasi dengan aplikasi Jogja Smar Service. Pelayanan yang tersedia dalam aplikasi Jogja Smart Service meliputi layanan UPIK, layanan perizinan, permohonan informasi dan keterbukaan data, pelayanan kedaruratan, informasi kasus terkonfirmasi COVID-19, bahkan antrean puskesmas tanpa harus datang langsung ke dinas atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Penggunaan teknologi selama masa pandemi COVID-19 menjadi alat vital dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan akses teknologi informasi melalui website Jogjakota.go.id pada tahun 2019 hingga 2020 mengalami peningkatan dengan jumlah besar. Menurut Dinas Informasi, Komunikasi, dan Persandian Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa pada tahun 2019, jumlah pengunjung website Pemerintah Kota Yogyakarta sebesar 1.999.952 sedangkan pada tahun 2020 jumlah pengunjung meningkat menjadi 10.427.794 pengunjung (DISKOMINFO,2020). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwasannya kebutuhan masyarakat terhadap penggunaan teknologi infomasi sangat vital terlebih lagi di tengah pandemi COVID-19 ini terjadi. Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan publik selama pandemi COVID-19 meningkat, sebab segala bentuk aktivitas sosial, pendidikan, bisnis, dan lainnya telah berganti dengan menggunakan sistem yang terintegrasi dengan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi. Segala bentuk aktivitas pelayanan publik dan informasi telah merubah kehidupan masyarakat secara fundamental. Selain itu masyarakat dituntut untuk bisa melek teknologi selama pandemi COVID-19 ini terjadi. Sebab dengan adanya COVID-19 ini mengubah perilaku sosial dan kerja masyarakat.

Dampak yang ditimbulkan akibat pandemi COVID-19 memberi efek domino yang kompleks. Artinya integrasi terknologi sangat di butuhkan dalam penanganan dampak yang ditimbulkan dari COVID-19. Sebagai contoh, integrasi data persebaran kasus terkonfirmasi COVID-19 yang terintegrasikan dengan teknologi dapat diakses oleh siapa saja. Data yang terintegrasi tersebut dapat membantu tenaga kesehatan dalam memprediksi jumlah ketersediaan infrastruktur Kesehatan. Selain itu data tersebut dapat mengantisipasi masyarakat untuk bisa menjaga Kesehatan sehingga meminimalisir kasus terkonfirmasi COVID-19. Penggunaan teknologi dalam penanganan dampak COVID-19 sangat membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang diakibatkan dengan COVID-19. Dengan demikian integrasi teknologi informasi dalam aspek penanganan dampak COVID-19 perlu lebih ditingkatkan Kembali, terlebih masih banyak kasus terkonfirmasi COVID-19. Manfaat penggunaan teknologi informasi dalam penanganan dampak COVID-19 tidak akan dapat berjalan maksimal tanpa adanya masyarakat yang cerdas dalam penggunaan teknologi informasi. Ketika teknologi informasi unggul dalam meminimalisir dampak COVID-19 namun masyarakat tidak bijak dalam menghadapi situasi yang terjadi, maka penggunaan teknologi informasi dalam penanganan dampak COVID-19 tidak akan memberikan dampak yang signifikan dalam meminimalisir kasus persebaran infeksi COVID-19. Oleh karena itu, penggunaan teknologi informasi dalam penanganan dampak COVID-19 perlu kerterlibatan seluruh aktor baik dari masyarakat, pemerintah, bahkan lembaga swasta terkait.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun