Mohon tunggu...
afrida rifatul hanifa
afrida rifatul hanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan Sekolah Vokasi IPB University

Saya merupakan seseorang yang memiliki minat tinggi dalam berorganisasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Saya gemar berbagi cerita dan pengalaman mengenai berbagai topik, yang tidak hanya memperkaya diri saya sendiri tetapi juga orang lain di sekitar saya. Selain itu, saya memiliki antusiasme besar dalam mencoba hal-hal baru yang menantang dan menarik. Hobi memasak adalah salah satu kegiatan favorit saya, di mana saya dapat mengekspresikan kreativitas dan kecintaan saya terhadap dunia kuliner. Ketertarikan saya dalam bidang pangan mendorong saya untuk terus belajar dan mengembangkan pengetahuan mengenai industri ini, dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif dalam sektor tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Lagi-lagi ratusan hektar perkebunan di Desa Jati Emas, dan kawasan sekitar kecamatan Bram Itam Kabupaen Tanjung Jabung Barat terendam banjir.

12 Januari 2025   10:51 Diperbarui: 12 Januari 2025   10:51 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Perkebunan warga yang terdampak banjir

Ratusan hektar perkebunan milik warga, termasuk kelapa sawit, pinang, dan kopi, terendam banjir selama lebih dari satu pekan terakhir. Ketinggian air dilaporkan mencapai satu meter, mengakibatkan aktivitas pertanian lumpuh total.

Faiqul Hafidz Alhuamid, anggota Karang Taruna Desa Jati Emas, Kecamatan Bram Itam, menyampaikan bahwa "selama satu pekan terakhir, aktivitas pertanian masyarakat sangat terhambat oleh banjir yang tidak kunjung surut akibat pendangkalan sungai, sementara dari pemerintah setempat belum ada langkah serius untuk mengatasinya."

Pihaknya, bersama perangkat desa setempat, telah melakukan pertemuan untuk mencari solusi terkait banjir yang merugikan masyarakat tersebut. Namun, hingga kini, keluhan masyarakat tampaknya diabaikan oleh pihak pemkab.

Rohman, seorang petani pinang yang turut terdampak, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap lambatnya respons pemerintah. "Kami mengalami kerugian besar. Banyak pohon pinang yang rusak akibat terendam air terlalu lama. Hasil panen yang seharusnya bisa kami jual kini tak lagi layak. Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi konkret, bukan hanya sekadar mendengarkan keluhan kami," ujarnya. Rohman juga menambahkan bahwa banjir seperti ini seharusnya sudah dapat diantisipasi melalui pengerukan sungai.

Sementara itu, Silay, seorang pekerja pemanen kelapa sawit, mengungkapkan kesulitannya bekerja di tengah banjir. "Saya sebagai buruh panen sawit tidak bisa melakukan proses pemanenan sebagaimana biasanya karena banjir merendam perkebunan sawit tempat kami bekerja. Selain itu, saya juga merasa takut adanya ular yang berkeliaran saat banjir seperti ini. Kondisi ini benar-benar membuat kami tidak hanya kehilangan penghasilan, tetapi juga merasa tidak aman," katanya.

Foto banjir yang melanda lahan perkebunan sawit warga (Sumber: Penulis)
Foto banjir yang melanda lahan perkebunan sawit warga (Sumber: Penulis)

Ia berharap agar pemerintah  tetapi segera turun tangan untuk menanggulangi masalah ini. "Kami semua bergantung pada lahan ini. Jika terus terendam, kami kehilangan pekerjaan, dan perekonomian desa semakin terpuruk," tambahnya.

Selain menghambat aktivitas masyarakat, kerusakan yang diakibatkan banjir juga berpotensi menurunkan produktivitas perkebunan warga dalam jangka panjang. Warga berharap agar pemerintah kabupaten bersama pihak terkait segera turun tangan untuk melakukan pengerukan sungai dan mencari solusi permanen guna mencegah banjir serupa di masa mendatang.

"Ini bukan sekadar persoalan air menggenang, tapi juga soal keberlanjutan ekonomi masyarakat yang bergantung pada hasil perkebunan. Kami butuh tindakan nyata, bukan janji," pungkas Faiqul.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pihak pemkab terkait penanganan banjir di Kecamatan Bram Itam. Sementara itu, warga terus berupaya menyelamatkan hasil perkebunan mereka yang masih bisa diselamatkan, meski dengan keterbatasan sarana dan sumber daya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun