Mohon tunggu...
afriana setiawan
afriana setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Ans - Writer and Author

Perjalanan panjang sebagai single mom selama lebih dari dua belas tahun, terlalu berharga untuk disimpan sendiri. Semua akan saya bagi sebagai penguat bagi hati lain yang sedang rapuh dan pengingat bagi hati lain yang sedang bahagia penuh bunga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyiapkan Anak Menerima Perubahan Pasca Perceraian Orangtua

5 Oktober 2021   17:59 Diperbarui: 5 Oktober 2021   18:04 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Betul memang begitu dan begitu adanya. Mendapatkan kasih sayang utuh dari ayah dan ibu memang hak seorang anak. Anak - anak adalah amanah kehidupan. Terlepas dari apapun kondisi kita sebagai orang tuanya anak - anak adalah titipan Sang Pencipta yang harus dipenuhi segala kebutuhannya.

Namun ketika kedua orang tua sampai pada keputusan perceraian apa hendak dikata. Anak - anak juga menjadi bagian yang harus di persiapkan. Setelah perceraian orang tua semua perubahan pasti terjadi. Mulai dari ayah ibu yang tidak tinggal satu rumah lagi. Hingga kebiasaan - kebiasaan yang tidak lagi dilakukan. 

Mengapa anak - anak perlu dipersiapkan? Karena perubahan bisa mempengaruhi mental dan jiwa mereka. Anak - anak yang lebih kecil bahkan tidak mengerti kenapa ayah dan ibu berpisah. Kenapa kita pindah rumah. Tidak bisa lagi setiap hari memeluk kedua orang tuanya secara utuh. Meskipun dalam perceraian konflik dan benturan pasti sudah muncul dalam prosesnya.

Ajaklah anak berbicara sebagai teman dan dari hati ke hati. Ambil waktu berdua anak saja dan sampaikan dengan tenang. Berikan mereka pengertian dengan bahasa yang sesuai usia. Sampaikan juga perubahan - perubahan kebiasaan yang mungkin terjadi. 

Seperti ritual berangkat sekolah yang biasanya diantar ayah maka kali ini ibu atau anggota keluarga lain yang akan melakukan. Tekankan juga bahwa perubahan itu tidak membawa kesulitan, "yang terpenting kamu tetap sampai ke sekolah untuk belajar".

Untuk wanita yang semula lebih banyak di rumah lalu pasca perceraian harus bekerja maka sampaikan juga pada anak - anak. Bahwa mereka akan baik - baik saja meskipun ibu harus bekerja dan ayah tidak bersama mereka. Sampaikan pada siapa mereka harus datang ketika ada perasaan tidak nyaman atau memiliki pertanyaan. Tentunya orang - orang yang dapat kita percaya sebagai bagian dari support sistem yang memulihkan.

Dalam masa sulit mempersiapkan kondisi anak - anak dapatkan support terbaik. Mungkin tidak secara keuangan namun secara mental dan kekuatan emosional. Apalagi jika kita tidak selalu ada untuk mendampingi anak - anak dikarenakan harus bekerja. Terpenting meyakinkan anak - anak bahwa semua perubahan itu pasti adanya baik ketika mereka tinggal bersama orang tua yang utuh atau pun terpisah.

Berikan kepercayaan diri pada anak - anak bahwa perubahan itu akan membawa mereka menjadi pribadi yang lebih mandiri. Apa - apa yang sebelumnya sebagian besar dibantu oleh ayah dan ibu maka sekarang mereka bisa mulai melakukan sendiri. Sampaikan pada anak - anak bahwa setiap kali mereka mulai melakukan sesuatu yang baru itu berarti mereka telah selangkah lebih maju dan lebih kuat lagi.

Memang tidak mudah, saat kita sendiri juga sedang sibuk mengobati hati. Namun sebisa mungkin jangan biarkan kebingungan anak - anak dalam menerima perceraian orang tuanya menjadi celah yang mungkin dimanfaatkan oleh pihak lainnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun