Sanggupkah aku?
Memikirkan masa depan memang tidak ada habisnya. Karena masa depan selalu tentang sesuatu yang tidak pasti, Percayalah juru ramal paling sakti sekalipun tidak bisa memberikan kita kepastian. Karena kepastian akan kehidupan sesungguhnya hanyalah milik Tuhan.
Setelah keputusan akan perceraian, seringkali ketakutan menjadi awal dari perjalanan. Terutama bagi seorang wanita. Memang bukan tanpa alasan. Segala sesuatu yang semula dijalani bersama pasangan, bahkan tentang mengukir mimpi dan harapan. Mengandai - andai tentang kehidupan anak - anak di masa mendatang. Dan sekarang tibalah seorang wanita pada kenyataan akan perceraian.
Segala sesuatunya diminta untuk sanggup dilakukan sendiri. Satu kuncinya, jangan berlari. Terima dulu keadaan akan perceraian dan sadari bahwa ini adalah sebuah keputusan yang telah diambil secara dewasa. Terima dulu bahwa sekarang langkahmu adalah tanggung jawab diri sendiri.
Tidak mudah, iya saya tahu rasanya. Ketakutan dan bayangan menjadi hiasan pikiran sebelum tidur. Sebetulnya ketakutan itu karena kita biasa bermimpi bersama pasangan. Kemudian kita berharap untuk bisa mewujudkannya bersama dalam sebuah kerjasama rumah tangga yang harmonis.
Namun ketika perpisahan menjadi pilihan apa lantas mimpi itu tidak bisa kita wujudkan? Jawabannya bisa, hanya mungkin dengan cara yang berbeda. Disinilah kita sebagai wanita harus realistis menyesuaikan mimpi awal kita dengan apa yang hari ini kita hadapi. Men-design ulang hidup dan rute perjalanan adalah sebuah pilihan yang harus diambil.Â
Bukankah ketika kita bersama dengan pasangan dan terikat dengan pernikahan kita pun sering memiliki ketakutan. Hanya saja dalam bentuk yang berbeda.Â
Karena sebagai manusia sebenarnya hidup adalah tentang ketakutan - ketakutan yang seringkali tanpa alasan. Namun jangan lupa, hidup juga tentang kebahagiaan - kebahagiaan yang tidak pernah kita minta.
Seringkali kita ragu pada kekuatan kita sendiri. Bisakah aku tanpa suamiku? Bagaimana anak - anakku? Apa yang akan kulakukan di masa depan. Salah satu cara untuk menerima ketakutan itu adalah dengan memikirkan apa yang bisa dilakukan sekarang.Â
Karena hidup kita adalah tentang hari ini. Tahun depan, bulan depan, minggu depan, lusa atau bahkan esok hari kita tidak pernah tahu perubahan apa yang akan terjadi. Betul memang kita perlu memikirkan masa depan. Namun jadikanlah itu sebuah harapan dalam perjalanan. Agar kita lebih semangat lagi untuk menjalani hari ini karena kita tahu ada sebuah tujuan yang kita inginkan.