Pada segala tatap matamu. Kau biarkan aku jatuh. Kau berikan bahumu untuk bersandar. Kau menjadi pendengar saat aku berkeluh tak berhenti mengadu tentang hidup. Awalnya sulit sekali membedakan antara rasa Cinta dan rasa hanya sebatas kasihan. Bukan main kau memainkan peran dengan sangat apik.
"Nu belum tidur ko"
"Belum Nong"
Waktu Kita telah berlalu. Tetapi rindu kita masih tetap mengadu. Aistt di atas atap hujan begitu merdu menyanyikan lagu sendu. Kopi ini belum sampai separuh ku teguk tetapi aku sudah tidak tertarik lagi lalu,
"Mengapa tak sampai habis? "Â
"Tidak apa"
"Kau tidak minum kopi lagi Nu"
"Au sudah belajar untuk tidak menjadi candu akan kopi lagi"
"Mengapa?"
"Sebab dengan Kopi aku sadar jika yang di butuhkan hanya tegukan awal. "