YANG KELUH DI SUDUT KOTA
Adalah patah
Yang terucap lewat kata
Entah siapa
Tapi saya lupa
Ah pening
Kau kira ini apa?
Setelah pada pergi yang terlalu jauh
Kau bukan hanya mendanai luka
Tetapi berhasil membuat mataku berkaca
Meski mata saling menatap
Bibir saling menyapa
Tak akan ada yang benar-benar menetap Jadi, jangan terlalu percaya
Bahkan ketika keningmu berhasil dicium bibir Jangan terlalu cepat berpikir jika ia bagian dari takdir
Tunggu sebentar!
Aku ingin mengatakan sesuatu
Jika tak semua rasa cinta tumbuh dengan sendirinya
Semua punya alasan
 Termasuk untuk membuatmu terluka
Ah Paya,
Ini terlalu pagi!
MEMESAN PELUK MAMA
Suatu petang
Hujan datang Sedang di sini tak ada kehangatan
Secangkir kopi telah habis semalam
Yang ada hanya sebuah raga Berdiri dekat sebuah jendela Kaca Merapal kata, menulis pada sebuah lembar kertas Tentang nama yang di jumpai di sudut-sudut kota