Mohon tunggu...
Afriana Jenita
Afriana Jenita Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Recehan

Seorang gadis kecil dari keluarga sederhana, Bergelut dengan banyak luka yang tak biasa. Ia suka membaca, menulis,mendengarkan musik dan suka jalan-jalan. Baginya Menulis tidak hanya menyenangkan tapi bisa menyembuhkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Tua, Berkerudung Cinta

13 Juni 2024   13:04 Diperbarui: 13 Juni 2024   13:06 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Teruntuk Pastor Osh SVD yang Merayakan Ulang Tahun)

Di persimpangan jalan, seorang gadis kecil sedang terpuruk dengan keadaan hidupnya, entah kali keberapa air matanya jatuh menembus trotoar jalan . Tatapannya kosong tak tahu arah juga karena sedang merana. Gadis kecil itu merengek tak mau berhenti bahkan tak peduli banyak orang yang memandangnya dengan penuh keheranan


Ia kemudian sadar setelah bahunya disentuh oleh tangan seseorang. Ia disapa dengan penuh hangat oleh seorang lelaki tua umurnya menghampiri senja. Awalnya ragu tetapi lelaki tua itu berusaha untuk menghiburnya

"Ada apa?" Tanya lelaki tua itu

Sang gadis hanya menggelengkan kepala, tak mampu berbicara juga karena takut yang melanda

Entah dari mana asalnya yang pasti lelaki itu sosok asing yang  baru pertama kali dijumpainya di kota itu. Raut wajahnya menggambarkan sebuah kasih sayang yang tidak ada batasnya
Ternyata ia seorang Pastor, yang baru saja mengikuti misa di sebuah Gereja di kota itu


Dengan senyuman manis ia menyodorkan sebuah pulpen dan kertas menyuruh gadis itu menulis mimpi. Di dalam kertas gadis itu menulis sebuah harapan akan kehidupan yang penuh cinta bila nanti dan seterusnya ia akan hidup.

Hubungan gadis dengan bapa Tua itu menjadi akrab paling hangat, Ia seperti menemukan kembali senyuman ayahnya yang telah lama memudar, cinta yang telah lama berpulang.
Ia menemukan kembali butir-butir kasih dan pengharapan dalam doa setelah diajarkan bagaimana merayu Tuhan dengan baik.

"Ternyata selama ini salah kata dalam merayu Tuhan" Pikir gadis kecil itu

Kini Bapa Tua itu kembali dijumpainya dan sedang tertawa, merayakan perjalanan usia dengan penuh cinta hari ini dan hingga hari-hari yang akan datang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun