Resensi Film "Mencuri Raden Saleh", Strategi Pencurian Lukisan dan Persahabatan

Mencuri Raden Saleh merupakan salah satu Film bioskop Indonesia yang menggabungkan beberapa elemen drama dan juga komedi didalamnya. Film ini ditayangkan secara serentak diseluruh bioskop Indonesia atas keberanian para pihak dalam mengangkat genre film action perampokan bersejarah yang pada akhirnya mendapatkan respon yang positif bagi para masyarakat yang menontonnya. Film Mencuri Raden Saleh ini dirilis pada tahun 2022 dan merupakan salah satu karya yang ingin mencoba menghadirkan cerita bersejarah dengan adanya sentuhan humor yang ada di film ini sendiri. Film ini berfokus pada peristiwa pencurian lukisan Raden Saleh yang sebenarnya kerap terjadi pada tahun 2014 silam, film ini dikemas dengan mencampur fakta bersejarah dengan beberapa imajinasi yang apik untuk memberikan pengalaman menonton yang unik. 

Cerita pada film ini dimulai dengan adanya sekelompok pecinta karya seni yang dipimpin oleh tokoh utama yaitu Ridho yang merupakan salah satu mahasiswa seni rupa yang memiliki kecintaan besar terhadap karya seni yang ada di Indonesia. Suatu ketika mereka mengunjungi salah satu museum yang memamerkan banyaknya karya karya seni Raden Saleh, kemudian dari sini lah mereka mencetuskan untuk mencuri salah satu lukisan tersebut. Ridho yang pada awalnya merasa sangat kesal bahwasanya apresiasi masyarakat terhadap seni yang ada di Indonesia kurang diminati dan ditonjolkan, sehingga melihat pencurian ini sebagai salah satu upaya untuk membuat perhatian masyarakat agar melihat bahwasanya banyak karya seni Indonesia yang sangat bernilai dan kekal ragamnya.

Tema yang ditampilkan pada film ini sangat terikat dengan sejarah Indonesia yang nantinya akan menjadi salah satu film yang tujuannya sebagai bentuk untuk mempertahankan kualitas budaya Indonesia dan menjadi standar tinggi pada produksi perfilman Indonesia. 

Pada awal cerita ini Piko yang diperankan oleh Iqbal Ramadhan sebagai salah satu tokoh mahasiswa jurusan seni rupa yang kehidupan sehari-harinya mencari uang dengan keahlian memalsukan lukisan karya tokoh-tokoh terkenal. Lalu Piko sebagai tokoh utama mendapatkan sebuah tantangan dan misi untuk mendapatkan lukisan asli tokoh terkenal Indonesia dan lukisan dengan harga yang terbilang cukup tinggi, yaitu Raden Saleh dengan lukisan penangkapan pangeran Diponegoro yang seharga Rp. 150 Miliar. Hal ini menjadi salah satu tawaran yang sangat menarik bagi Piko dengan melihat kondisi keungannya yang krisis membuat Piko berambisi untuk mengambil misi ini dengan tujuan untuk membebaskan ayahnya yang sedang dipenjara. Piko yang mulanya sendiri hingga pada akhirnya ia mengajak beberapa rekan dengan latarbelakang serta keahlian yang berbeda-beda untuk masuk ke dalam tim dan menjalankan misi pencurian lukisan Raden Saleh. 

Cerita ini berlanjut dengan banyak nya persiapan yang mereka lakukan untuk mencuri lukisan Raden Saleh ini. Kelompok pencurian ini terdiri dari banyak karakter mulai dari mahasiswa seni rupa, pecinta seni eksentrik, hingga seseorang penjaga museum yang mempunya tekad dan juga ambisi yang kuat untuk menjadi seorang seniman yang profesional. Setiap karakter yang ada didalam film ini memiliki kepribadian dan juga pembawaan yang berbeda sehingga memiliki karakter yang unik untuk dinikmati oleh para penonton. 

Dalam perjalanan pencurian yang mereka lakukan ini, banyak sekali sisi kreatif dan juga strategis yang hebat dari kelompok pencuri lukisan Raden Saleh ini. Komedi atau humor yang ada di film ini terkadang muncul pada situasi situasi saat mereka dalam melakukan perjalanan pencurian mereka, hal ini dapat membuat gambaran dinamika antaranggota kelompok yang berbeda beda. Pada Film mencuri raden saleh ini banyak sekali menyelipkan pesan yang sangat serius mengenai seberapa pentingnya untuk kita sebagai masyarakat Indonesia harus terus melestarikan dan juga menghargai kesenian budaya lokal Indonesia. 

Pada pertengahan di cerita film ini menggambarkan seberapa banyak rintangan dan juga tantangan yang tidak terduga yang kerap dialami oleh kelompok pencurian ini. Banyak sekali keputusan mereka yang pada akhirnya menimbulkan berbagai macam konsekuensi yang nantinya harus mereka hadapi termasuk dari tekanan kepolisian dan dilema moral yang muncul pada diri setiap anggota. Mereka merasa bahwa pencurian ini bisa membuat berbagai pihak dirugikan dan salah satunya adalah pihak keluarga mereka, namun disisi lain kegundahan yang mereka rasakan adalah bagaimana jika mereka tertangkap oleh pihak yang berwajib, maka masa depan yang mereka bangun akan habis dalam seketika. Hal ini membuat ketegangan yang dirasakan oleh para penonton karena adegan komedi bercampur dengan keseriusan dan ketegangan yang dihadapi oleh sekelompok pencuri tersebut. Tingkah yang ditunjukan oleh karakter utama pada film ini mampu memberikan kelucuan pada situasi situasi yang pada dasarnya adalah sebuah situasi yang mengharuskan mereka merasa serius. Chemistry antar pemain ini lah yang menjadi salah satu sumber kekuatan pada film ini karena kerap dimunculkan oleh karakter pemain yang beragam. 

Aspek visual dalam film mencuri raden saleh ini juga perlu diapresiasi karena sinematografi yang apik sehingga dapat menangkap keindahan dari lukisan raden saleh itu sendiri dengan suasana museum yang sangat bagus. Banyak sekali adegan yang membuat para penonton merasa bahwa film ini sangat seru karena dikemas dengan baik dan juga karakter yang dibangun pun sangat kuat dan beragam sehingga kesan dari film ini cukup menarik dan baik, walaupun banyak hal yang kurang seperti ketidaksengajaan dalam pemaparan hubungan antar karakter, tetapi dengan segala kelebihan yang ada di film mencuri raden saleh ini tetap berhasil untuk menghibur para penonton dengan sajian kisah yang ringan namun mengandung isi pesan yang sangat mendalam. Pada film ini mengajak seluruh para penonton untuk saling merenungkan mengenai seberapa penting untuk melestarikan warisan budaya yang ada di Indonesia, sehingga budaya budaya indonesia tidak akan pernah dipunahkan oleh perkembangan zaman. 

Kelebihan pada film Mencuri Raden Saleh ini tentunya sangat berhasil dalam memancing emosi seperti kesal, gemas, dan juga bahagia di dalamnya dilihat pada setiap scene yang ditampilkan dalam setiap strategi yang dirancang untuk pencurian lukisan ini, banyak strategi yang pada akhirnya harus berakhir gagal. Selain itu, film ini sangat baik pada action yang ditampilkan terutama pada setiap adegan bela diri dan juga pelarian dari polisi yang hendak menangkap kelompok pencuri lukisan tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri tentunya setiap film memiliki kekurangan salah satunya pada film ini, adanya adegan yang begitu cepat sehingga membuat para penonton merasa bingung mengapa tiba pada saat pergantian scene, sebagai salah satu contoh yaitu scene pencurian pertama yang berujung Tuktuk salah satu rekan Piko berujung ditangkap polisi, tentunya bagian scene ini dianggap terlalu cepat karena tidak relevan. Walau begitu film ini mendapatkan respon positif dari masyarakat karena sudah menjadi salah satu genre film action perampokan namun masih tetap menonjolkan budaya Indonesia, sehingga pesan yang disampaikan pada film ini dapat diterima dengan baik dan mudah dipahami oleh masyarakat.