Mohon tunggu...
Afra Nurussalma
Afra Nurussalma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Cewe cantik yang hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Book

Sinopsis Novel "Tulisan Sastra", Kehilangan Bukan Perihal Sedih yang Berkelanjutan tapi Ikhlas dengan Lapang

24 Januari 2024   06:00 Diperbarui: 24 Januari 2024   06:22 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Andhika Sastra Gautama  yang kerap dipanggil Sastra oleh orang-orang yang dekat dengannya. Sastra tidak menyukai hujan, bagi sastra hujan identik dengan vibes kegalauan, tapi seharusnya orang orang harus lebih terbuka wawasannya tentang hujan yaitu Horizontal body battery saving mode alias rebahan, Sasra sangat menyukai itu.  Sastra lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Sastra adalah anak tengah yaitu keempat dari tujuh bersaudara. Sastra mempunyai bakat dalam seni musik yang sangat luar biasa bertalenta di lingkungan Kampusnya. 

Menjadi seorang pianis terkenal merupakan cita cita yang ingin sastra kejar untuk masa depannya, termasuk masa depannya yaitu Sahara. Sahara merupakan kekasih Sastra yang sangat ia cintai setelah ibunya, baginya Sahara dan Ibu adalah pondasi kehidupannya. Sastra memiliki kepribadian yang riang dan ceria sehingga banyak orang yang menyukai dan merasa nyaman bila di dekat Sastra. Kisah ini dimulai ketika dirinya berada di rumah, keluarga Bapak Suyadi. Sastra adalah anak tengah dari keluarga bapak Suyadi. Setiap paginya Ibu dan juga adiknya selalu menyiapkan makanan untuk seluruh penghuni rumah sebelum semua anaknya berkegiatan di luar keluarga Sastra terbilang cukup unik karena memiliki kepribadian yang berbeda-beda, ada yang paling ribet yaitu Sastra, ada yang bawel minta ampun, hingga ada yang sangat pendiam yaitu adik Sastra. 

Sastra sangat mencintai dan menyukai musik seperti ia menyukai Sahara gadis lembut yang saat ini menjadi kekasihnya. Perjalanan asmara Sastra dengan Sahara banyak diterjang badai yang tentunya banyak pasangan lalui. Sahara juga sangat mencintai sosok Sastra yang sederhana dengan humoris yang khas ala Sastra. Kisah dimulai saat matahari menjelang sore hari, saat itu seluruh anak jurusan musik yang tentunya merupakan jurusan Sastra saat ini sedang bergotong royong mengangkat berbagai keperluan musik ke taman fakultas. 

Ini merupakan hari dimana seluruh jurusan fakultas musik mengadakan kegiatan penampilan bakatnya, salah satunya adalah Sastra. Sastra mendapati kekasihnya yang sedang duduk di bawah pohon flamboyan bersama Nana yang sedang melambaikan tangannya kepada Sastra. Hal ini membuat Sastra semakin bersemangat karena ada pujaan hatinya di tempat ia akan tampil. Lagu yang kini sedang ia alunkan adalah lagu khusus nya untuk Sahara. 

Banyak kisah selama perjalanan Sastra mulai dari tingkah jahil abang abang dan dirinya membuat Nana sangat pusing melihat tingkat laku abangnya tersebut. Yang membuat aneh adalah saat Sastra menamai kucing kucing yang berada di rumah dengan sebutan dan nama yang nyeleneh, tapi itu menjadi hal yang biasa bagi keluarga bapak Suyadi yang selalu melihat tingkah konyol seorang Sastra. Lika liku perjalanan Sastra kian memanas ketika didatangkan oleh rintangan persahabatan dan juga musiknya. Hubungan Sastra dan Sahara menjadi memburuk hal ini yang membuat Sastra kehilangan arah, walaupun ia harus memakai topeng di wajahnya untuk menutupi kesedihannya namun seluruh keluarganya sangat mengenal betul salah satu saudaranya itu di rumah. 

Hingga pada suatu kejadian dimana semua berubah, keceriaan menghilang, ketakutan seorang jef yang saat itu menabrak seseorang saat hujan turun di malam hari. Jef menabrak seseorang dengan tidak sengaja menabrak seseorang yang tidak tau siapa dia. Jef dengan penuh ketakutan dengan badan gemetar hanya bisa diam, kav teman jef merasa bahwa jef harus bertanggung jawab atas segala tindakan yang ia lakukan malam itu. 

Malam itu, malam yang menjadi saksi hidup dan mati Sastra. Di lain tempat Sahara menatap banyak foto tentang dirinya dan Sastra, dadanya sakit. Bukan karena Sastra melukai hatinya namun ia sadar sudah berapa kali ia menyakiti hati pria itu. Sahara mengirimkan banyak pesan teks permohonan minta maaf nya, namun tidak disangka bahwa itu adalah akhir dari perjalanan kehidupan Sastra. Kepergian seorang Sastra memberikan duka yang sangat mendalam bagi Sahara, keluarga Suyadi dan teman-temannya. Sahara pikir mungkin ini adalah salah satu karma untuk Sahara karena telah menyia nyiakan seorang Sastra yang begitu tulus mencintainya selama nafas terakhirnya.

Dari novel Tulisan Sastra ini memberikan pembelajaran cinta yang luar biasa hebat, keluarga yang selalu mendukung, dan hangatnya kasih sayang antara abang adik dan juga ibu Sastra. Meninggalnya Sastra menjadi duka yang sangat mendalam terutama para pembaca novel ini, gelak tawa dan air mata tertuang di dalam tulisan Novel Tulisan Sastra. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun