Mohon tunggu...
Asri Wijayanti
Asri Wijayanti Mohon Tunggu... Konsultan - Penyintas Autoimun, Konsultan Komunikasi

Perempuan asal Semarang, penyintas autoimun, pernah bekerja lembaga internasional di Indonesia dan Myanmar, di bidang pengurangan risiko bencana. Saat ini bekerja sebagai konsultan komunikasi di sebuah lembaga internasional yang bergerak di bidang kependudukan dan kesehatan reproduksi. Alumni State University of New York di Albany, AS, Departemen Komunikasi. Suka belajar tentang budaya dan sejarah, menjelajah, dan mencicipi makanan tradisional. Berbagi cerita juga di www.asriwijayanti.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Gempa Chile 2015 Tak Banyak Mengambil Korban?

21 September 2015   00:32 Diperbarui: 24 September 2015   14:09 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

United States Geological Survey (USGS) - Badan Geologi Amerika Serikat - mencatat, gempa-gempa di sekitar Chile terjadi akibat pergerakan tiga lempeng tektonik. Dari sisi Timur, lempeng Nazca bergerak ke arah utara, menelusup ke arah lempeng Amerika Selatan dengan kecepatan sekitar 65-80 milimeter per tahun. Sementara dari sisi Selatan, lempeng Antartika juga bergerak ke arah lempeng Amerika Selatan dengan kecepatan sekitar 20 milimeter per tahun. Dalam sejarah geologi benua Amerika, tumbukan lempeng Nazca dengan lempeng Amerika Selatan merupakan cikal bakal terbentuknya jalur pegunungan Andes dan gunung berapi di sepanjang jalur tersebut. Gempa, tsunami, dan letusan gunung api adalah bahaya yang selalu mengintai di wilayah pertemuan lempeng tektonik aktif seperti di Chile. Dengan demikian, bahaya yang ada di negara ini sebenarnya cukup besar. World Risk Report 2013 mencatat Chile sebagai negara di peringkat ke-19 Indeks Risiko Dunia. 

Kesiapan Masyarakat 

Chile terus belajar dari berbagai kejadian bencana yang dialaminya. Sejak kejadian gempa Concepción 2010, pemerintah dan masyarakat Chile semakin aktif melakukan simulasi gempa dan tsunami. Mereka juga membangun jalur-jalur evakuasi beserta rambu-rambunya, sehingga ketika gempa dan tsunami melanda, proses evakuasi dapat berlangsung dengan efektif. Video yang diunggah BBC pada tanggal 17 September misalnya, memberi bukti betapa tenangnya warga saat mengevakuasi diri menjauh dari garis pantai. Cuplikan gambar yang menunjukkan proses evakuasi para lansia berkursi roda menunjukkan kematangan Chile dalam menghadapi bencana.

Konstruksi yang Kuat

Konstruksi yang kuat adalah salah satu unsur penting untuk mengurangi jatuhnya korban di saat gempa. Untuk memastikan bahwa bangunan-bangunan di sana mampu menghadapi potensi gempa yang demikian besar, pemerintah Chile memperkuat kebijakan tentang standar konstruksi bangunan. Setelah gempa 9,5 SR di tahun 1960, setiap usai bencana, pemerintah Chile selalu melakukan survey terhadap bangunan-bangunan yang rusak dan terus merevisi standar konstruksi bangunannya. Miami Herald bahkan menyebut Chile sebagai "salah satu negara dengan standar pembangunan yang paling ketat di planet ini". Seorang ahli geofisika dari USGS di Denver, John Bellini, juga menyebut Chile sebagai negara dengan standar pembangunan yang sangat baik, yang memenuhi apa yang dibutuhkan oleh negara yang rawan gempa. Kuatnya konstruksi bangunan di sana berkontribusi pada kecilnya angka luka dan kematian saat gempa terjadi. Saat bahaya datang, bangunan pun dapat benar-benar berfungsi menjadi pelindung, bukan pembunuh orang-orang yang bernaung di dalamnya.

Penegakan aturan tentang standar kekuatan bangunan hanya bisa terjadi bila pemerintah mampu menyusun standar konstruksi sesuai dengan kondisi kebencanaan setempat, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang perlunya konstruksi yang kuat, dan sanksi tegas pada kontraktor-kontraktor nakal yang membangun serampangan. Di sisi lain, kemampuan ekonomi masyarakat juga berpengaruh pada kemampuan mereka untuk membangun bangunan yang kuat dan layak. Peningkatan kesejahteraan masyarakat Chile telah berdampak positif terhadap kemampuan mereka mengurangi risiko bencana, seiring dengan mampunya mereka membangun rumah-rumah dengan konstruksi tahan gempa.

Sistem Peringatan Dini

Pusat Peringatan Dini Tsunami Nasional Chile dikelola oleh Chilean Navy Hydrographic and Oceanographic Service (SHOA) dan merupakan bagian dari Sistem Peringatan dan Mitigasi Tsunami Pasifik /Pacific Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/PTWS) yang dibentuk pada tahun 1965 oleh Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) - UNESCO. IOC didirikan untuk memfasilitasi penyebaran peringatan dini secara cepat di seluruh wilayah Pasifik dan untuk membantu negara-negara di wilayah rawan tsunami di Pasifik agar dapat melakukan tindakan yang diperlukan.

Seiring dengan kemajuan teknologi, sejak 1 Oktober 2014 Pusat Peringatan Dini Tsunami Pasifik Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) juga telah mampu mengirimkan informasi tsunami yang lebih mumpuni, termasuk peringatan bagi wilayah-wilayah yang potensial terdampak. Saat ini teknologi telah memungkinkan dilakukannya modelling wilayah yang terdampak tsunami berdasarkan beberapa variabel diantaranya lokasi pusat gempa, kekuatan gempa dan kontur wilayah pesisir.

Sejak 2010 pusat pemantauan gempa dan pusat layanan kedaruratan pemerintah di Chile juga telah beroperasi 24 jam di tingkat nasional dan daerah. Dipadu dengan sistem pemantauan permukaan laut yang makin canggih, dan prosedur koordinasi kebencanaan yang makin kuat, Chile telah mampu menanggulangi bencana dengan lebih efektif.

Faktor Lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun