Mohon tunggu...
Afni Yola
Afni Yola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya bernama yola sering di panggil yuyul hobi saya memasak, tak ada yang menarik di hidup saya, jadi saya berminat disini agar mengisi waktu saya yang tidak pernah terpkai.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konfilik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Karena Mentua Karya Nur Sutan Iskandar

14 Januari 2025   10:45 Diperbarui: 14 Januari 2025   10:45 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sastra merupakan cerminan kehidupan yang sering kali menggambarkan kompleksitas hubungan manusia, termasuk konflik psikologis yang dialami tokoh-tokohnya. Dalam karya sastra, konflik psikologis menjadi elemen penting yang membangun kedalaman cerita sekaligus memberikan pemahaman mendalam mengenai dinamika emosi manusia.

Psikologi sastra merupakan suatu analisis sifat atau kejiwaan tokoh yang ada di cerita atau kejiwaan pengarangnya, Sigmund Freud menjelaskan bahwa alam bawah sadar manusia mendominasi tingkah lakunya, freud juga berpendapat bahwa kehidupan jiwa manusia memilik tiga tingkatan yaitu sadar, bawah sadar dan tidak sadar. Pendapat ahli yang lain mengukapkan tentang pengertian psikologi sastra, Hanum (2012), mengemukakan bahwa psikologi sastra imajinasi atau fantasi tidak sadar bahwa daya atau naluri yang menghasilkan naluri atau cerita, gambaran, ataupun objek kejiwaan yang mungkin atau dapat terjadi. Ini menjelaskan kehidupan jiwa manusia sampai pada alam bawah sadar, karena  sebagai  makhluk  individu,  seorang manusia selalu mengalami konflik batin dalam keresahan dan ketekanan jiwa.(Asteka, 2018).

Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan manusia. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek dari pada roman, tetapi jauh lebih panjang dari pada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan secara singkat dan yang inti dari ceritanya.(Nurwahidah et al., 2023).

 Karena Mentua (karya Nur St. Iskandar) mengangkat persoalan perkawinan. Novel ini cenderung menghadirkan persoalan kehidupan rumah tangga orang Minang. Perlakuan yang tidak adil dari seorang mertua terhadap menantunya yang dianggap tidak dapat membahagiakan istri dan keluarganya menjadi inti konflik tersebut. Kekejaman mertua dan keinginannya untuk melenyapkan menantu yang dianggapnya tidak berguna membangun konflik yang berkepanjangan dalam diri para tokoh novel tersebut.

Novel ini mengisahkan perjalanan kehidupan tokoh marah adil yang harus menghadapi konflik antara tanggung jawab sebagai suami, ketaatan terhadap adat, dan tekanan mertua yang berlebihan.  Pendekatan psikologi sastra digunakan untuk memahami latar belakang konflik tokoh melalui teori-teori psikologi. Menurut Sigmund Freud, konflik batin manusia terjadi karena pergulatan antara tiga aspek kepribadian: id, ego, dan superego. Selain itu, teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow juga relevan untuk memahami motivasi tindakan tokoh utama.

Novel karena mentua karya Nur Sutan Iskandar yang berlatar belakangkan budaya dan adat istiadat di Minang kabau, si tokoh utamnya si marah adil lelaki yatim piatu yang menikah dengan ramalah,  karena ekonomi yang tidak memungkinkan terpaksa marah adil pergi merantau, di sebabkan karena marah adil pergi merantau ibu mertuanya atau mak guna begitu senang dikarenakan dapat menghasut anak nya untuk bercerai dengan marah adil

mewakili dorongan primal dan kebutuhan emosional tokoh, seperti keinginan marah adil untuk hidup damai bersama istrinya. Superego mencerminkan tekanan norma adat dan nilai sosial yang mengharuskannya menghormati mertua. Ego berperan sebagai penengah yang mencoba menyeimbangkan konflik antara kedua elemen tersebut.

Tekanan dari Mertua

Marah adil, sebagai tokoh utama, dihadapkan pada tuntutan  mertua yang dominan dalam kehidupan rumah tangganya. Mertuanya sering kali campur tangan dalam pengambilan keputusan, sehingga marah adil merasa kehilangan kendali atas hidupnya. Dalam hal ini, marah adil berperan kuat, memaksanya untuk patuh terhadap norma sosial yang menempatkan mertua dalam posisi otoritas.

Tekanan internal yang di alami oleh marah adil ialah tekanan ekonomi yang mengharuskan ia pergi merantau agar mendapatkan kehidupan yang layak ia sebenarnya berat meninggalkan istrinya ramalah, dia meninggalkan egonya dan tetap pergi merantau dengan tujuan yang dia inginkan yaitu ingin disegani dan di sayangi oleh mertuanya dan mendapatkan modal untuk menjadi saudagar kecil di kampung itu. Marah Adil meninggalkan kampung halaman dan memutuskan untuk mencari penghidupan yang lain didorong oleh rasa harga dirinya yang terkoyak-koyak oleh perlakuan mertuanya. Dengan meninggalkan istri dan keluarganya, ia berharap dapat membuktikan kepada mertuanya bahwa ia juga bisa menjadi seorang menantu yang berguna. Seorang menantu, seperti yang selama ini diidam-idamkan oleh mertuanya yang gila harta. Karena konflik ini lah yang memunculkan konflik batin marah adil

Tekanan yang mendalam bagi marah adil adalah saat ia berkata akan menceraikan istrinya emosional yang di gambarkan disini amarah yang di sebabkan mertuanya memicu untuk mengeluarkan kata yag membenarkan keinginan mertuaya, di saat mak guna mertuanya menyuruhnya menceraikan istrinya ramalah karena ucapannya yang bertengkar dengan mak guna pada akhirnya tersampaikan kata yang ingin menceraikan istrinya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun