Mohon tunggu...
Nur Afianti Hasanah
Nur Afianti Hasanah Mohon Tunggu... -

Mohon berikan kritik dan saran jika ada kesalahan dalam pengetikan atau yang disampaikan melalui komentar

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Menurunkan Kematian Anak Mutlak Dicapai

11 Agustus 2013   19:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:26 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

MDGs singkatan itu sering dikenal sebagai Millennium Development Goals atau dalam bahasa indonesianya adalah Tujuan Pembangunan Milenium dimana MDGs ini terdapat 8 tujuan pembangunan yang diuraikan menjadi 18 target dan 48 indikator untuk pemantauan dan mutlak dicapai dalam kurun waktu 15 tahun yakni 1990-2015.

Dari beberapa yang dijadikan tujuan untuk pembangunan nasional salah satunya akan membahas tentang Upaya Menurunkan Kematian Anak, sebagaimana topic ini merupakan salah satu pencapaian dari ke delapan target MDGs, angka kematian anak di Indonesia sangatlah tinggi dibandingkan di Negara-negara maju lainnya, Indonesia menduduki ranking 109 dari 174 negara jauh tertinggal dari Negara-negara ASEAN lainnya. Ranking ini relatif tak beranjak, bahkan cenderung lebih buruk (tahun 2003 urutan 112 dari 175 negara). Sementara itu, AKA Indonesia juga menduduki urutan yang sangat tidak dapat dibanggakan.

Bebebrapa hal yang melatarbelakangi terjadinya angka kematian anak salah satunya yaitu penyakit diare, Penyakit diare adalah salah satu penyakit yang merupakan water-borne diseases yang sering menjadi penyebab kematian bayi karena buruknya kondisi penyediaan air minum dan sanitasi. Sasaran utama tersedianya fasilitas air bersih dan sanitasi adalah terjaminnya kesehatan masyarakat dari penyakit-penyakit yang water borne diseases. Oleh karenanya, angka kejadian penyakit dan tingginya AKA ini merupakan potret tentang betapa buruknya kondisi sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi yang memberikan pengaruh terhadap rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini.

Indikator untuk memantau pencapaian target dibagi menjadi 3 yaitu, Angka kematian balita (Akaba), Angka kematian bayi (AKB) dan Proporsi imunisasi campak (PIC) pada anak yang berusia 1 tahun. Definisi dari angka kematian balita yaitu jumlah anak yang dilairkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Nilai normative Akaba yaitu > 140 sangat tinggi, antara 71-140 sedang, dan < 20 rendah.

Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. Akaba kerap dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk.
Mengingat kegiatan registrasi penduduk di Indonesia belum sempurna sumber data ini belum dapat dipakai untuk menghitung Akaba. Sebagai gantinya Akaba dihitung berdasarkan estimasi tidak langsung dari berbagai survei.

Yang kedua, definisi dari AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun AKB per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Nilai normatif AKB kurang dari 40 sangat sulit diupayakan penurunannya (hard rock), antara 40-70 tergolong sedang namun sulit untuk diturunkan, dan lebih besar dari 70 tergolong mudah untuk diturunkan.

Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. AKB cenderung lebih menggambarkan kesehatan reproduksi dari pada Akaba. Meskipun target program terkait khusus dengan kematian balita, AKB relevan dipakai untuk memonitor pencapaian target program karena mewakili komponen penting pada kematian balita.

Ke tiga yaitu PIC, PIC adalah perbandingan antara banyaknya anak berumur 1 tahun yang telah menerima paling sedikit satu kali imunisasi campak terhadap jumlah anak berumur 1 tahun, dan dinyatakan dalam persentase. Indikator ini merupakan suatu ukuran cakupan dan kualitas sistem pemeliharaan kesehatan anak di suatu wilayah. Imunisasi adalah unsur penting untuk mengurangi kematian balita.

Dari ketiga hal yang dijadikan indikator ini sangat diharapkan dapat mengurangi angka kematian anak di seluruh Indonesia demi mencapainya MDGs 2015, strategi yang akan dicapai sudah cukup tepat, namun tinggal bagaimana dan seperti apa kita semua bisa mengondisikannya, terlebih lagi kepada masyarakat yang memang keadaannya belum tahu menahu soal indikator apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi angka kematian anak di Indonesia, sedangkan jangka waktu untuk tercapainya MDGs tinggal 2 tahun lagi. Melihat kondisi bangsa Indonesia yang masih kurang membanggakan dalam hal ekonomi maupun dalam hal kesehatan, masih dikatakan sulit untuk mencapai target di taun 2015, tetapi kita sebagai warga Indonesia yang lebih paham akan terwujudnya sebuah cita-cita bangsa Indonesia sebaiknya yakin dan terus berusaha agar suatu hari Indonesia mutlak mencapai MDGs dan bisa menjadi sebuah Negara yang membanggakan bagi rakyatnya maupun orang lain.

ESENSI PENUGASAN:

Setelah diberikan tugas untuk membuat essay oleh kakak panitia OKK FKM UI saya menjadi lebih tahu tentang pembagian Millennium Development Goals yang terbagi menjadi 8 tujuan pembangunan, salah satunya saya membahas tentang Angka Kematian Anak (AKA) di Indonesia. Saya memahami bahwa dari berbagai masalah tentang kematian anak terdapat beberapa sebab yang terjadi pada kondisi masyarakat di Indonesia, terurtama pada lingkungan mereka bertempat tinggal dan kondisi ekonomi keluarga, hal ini harus diupayakan dengan cara membenahi persoalan lingkungan yang tidak lagi sehat untuk dijadikan tempat tinggal, kurangnya rasa peduli masyarakat di Indonesia akan pentingnya lingkungan sehat dan kepedulian terhadap imunisasi campak pada anak yang berusia 1 tahun.

SUMBER:

1.http://www.ftsl.itb.ac.id/prodi/ril/?p=38.

2.BPS (SP, SDKI, Kor Sesenas) dan Departemen Kesehatan

3.Depkes.go.id

4.WRI (Women Research Institute)

5.http://wri.or.id/

6.http://mdgs-dev.bps.go.id/publikasi/booklet_mdgs.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun